Adopsi Kecerdasan Buatan Pada Perusahaan Dinilai sebagai Pilar Strategi Bisnis Jangka Panjang
Ilustrasi penggunaan kecerdasan artifisial. Seorang wanita yang disoroti oleh proyektor kode. -Pexels/ThisIsEngineering/aa.-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Manajer Proyek TI Bank Negara Indonesia (BNI), Bagus Chandra Wibawa, menekankan bahwa penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam perusahaan tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga merupakan bagian integral dari strategi bisnis jangka panjang.
"AI memiliki potensi untuk mempercepat proses dan memberikan solusi yang lebih cepat dan akurat di sektor perbankan. Namun, kesuksesannya sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia dan keselarasan visi perusahaan," ungkap Bagus dalam sebuah acara diskusi panel bertajuk “AI Dalam 3 Babak: Dari Eksperimen ke Transformasi Industri dengan Next Gen AI," yang diadakan di Auditorium MRPQ Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu, 26 Oktober.
Dalam diskusi tersebut, Bagus juga mengidentifikasi tantangan besar dalam mengadopsi AI, yaitu mencari talenta yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkan teknologi tersebut dalam proyek-proyek nyata. Ia menjelaskan bahwa Next Gen AI memerlukan kombinasi keterampilan teknis dan pemahaman bisnis yang mendalam.
Sebagai lulusan Teknik Elektro UI, Bagus menyoroti pentingnya kerjasama antara industri dan perguruan tinggi untuk mengatasi kesenjangan talenta. "Kerja sama ini krusial untuk memastikan bahwa lulusan siap menghadapi tantangan teknologi dan AI di masa depan," tambahnya.
BACA JUGA:Kementerian Pertanian Tegaskan Tak Ada Rencana Impor Susu dari Vietnam
BACA JUGA:Pemerintah Siap Cari Solusi atas Utang Petani dan UMKM di Sektor Perbankan
Di sisi lain, CEO IYKRA, Fajar Jaman, menegaskan komitmen perusahaannya dalam memfasilitasi transformasi digital di Indonesia melalui penerapan teknologi AI dengan pendekatan Next Gen AI.
Kerangka kerja ini mencakup tiga langkah kunci: eksplorasi untuk mengidentifikasi peluang efisiensi, desain solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, dan implementasi AI secara menyeluruh.
Fajar menjelaskan bahwa dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mengoptimalkan operasional, memperkuat analisis data, dan meningkatkan ketajaman dalam pengambilan keputusan.
"Kami tidak hanya membantu perusahaan berinovasi dengan Next Gen AI, tetapi juga fokus pada pengembangan talenta muda dalam teknologi melalui program bootcamp AI Engineering Fellowship," katanya.
Ia menambahkan bahwa program ini dirancang untuk memberikan keterampilan AI terbaru kepada generasi muda Indonesia agar mereka siap menghadapi akselerasi teknologi yang pesat.
Menurut Fajar, transformasi teknologi yang cepat harus diimbangi dengan kesiapan industri dan sumber daya manusia untuk tetap relevan dan kompetitif di era digital. (ant)