Kemendag Lakukan Optimalisasi Rantai Pasok Sebagai Solusi Pengurangan Disparitas Harga dan Akses Pasar
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Moga Simatupang dalam Forum Bisnis Daerah oleh Kadin Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/9/2024). (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)--
BELITONGEKSPRES.COM - Dalam menghadapi tantangan distribusi dan perdagangan yang masih terpusat di Pulau Jawa, Kementerian Perdagangan terus berinovasi untuk memperbaiki efisiensi rantai pasok dan akses pasar di seluruh wilayah Indonesia.
Optimisasi rantai pasok yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) bertujuan untuk memperbaiki dan mempercepat distribusi barang di seluruh Indonesia, dengan fokus pada wilayah yang sering mengalami kesenjangan harga, terutama di Indonesia bagian timur. Ketidakseimbangan ini disebabkan oleh perbedaan infrastruktur, biaya logistik yang tinggi, dan akses pasar yang terbatas.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Moga Simatupang, Mengungkapkan Salah satu langkah strategis adalah penguatan kebijakan perdagangan antarpulau.
Moga menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi antara wilayah barat dan timur Indonesia, serta menciptakan satu data nasional perdagangan antarpulau.
BACA JUGA:Pengamat Penerbangan Tanggapi Soal Harga Avtur di Indonesia Lebih Mahal Dibanding Singapura
Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan hambatan dalam pengiriman barang dapat diminimalisir, sehingga disparitas harga yang selama ini terjadi dapat dikurangi.
Wilayah timur Indonesia, yang seringkali menghadapi masalah harga barang yang lebih mahal akibat biaya logistik, menjadi salah satu fokus utama dalam upaya ini.
Selain itu, kontrak maritim juga menjadi prioritas, dengan memanfaatkan pulau-pulau sebagai jembatan ekonomi yang dapat mengurangi kendala transportasi.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan volume perdagangan di wilayah timur, sehingga pelaku usaha tidak harus menanggung biaya tambahan akibat perjalanan pengiriman yang kosong saat kembali ke wilayah tersebut.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Ungkap 85 Juta Pekerjaan Bisa Hilang pada 2025, Apa Penyebabnya?
BACA JUGA:Banggar DPR RI Sarankan Kenaikan Tarif PPN 12 Persen Dibahas di Pemerintahan Baru
Moga juga menyoroti pentingnya revitalisasi sarana perdagangan, seperti pembangunan pasar dan gudang, yang dianggap sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
Dengan meningkatkan infrastruktur perdagangan, distribusi barang di seluruh Indonesia dapat lebih merata, dan pengelolaan fasilitas perdagangan pun akan lebih efisien.