Wisatawan Diminta Waspada Potensi Gempa Megathrust, BMKG: Tidak Bisa Diprediksi

Menparekraf Sandiaga Uno. (ANTARA FOTO)--

Bagi pengelola hotel, langkah mitigasi sangat penting, termasuk memastikan adanya papan petunjuk evakuasi dan jalur evakuasi yang jelas. Pengelola harus memahami cara kerja pintu darurat dan menyiapkan alarm evakuasi yang memadai.

BACA JUGA:Perpol Nomor 2 Tahun 2023: Polda Bali Uji Coba Syarat JKN Aktif Bagi Pemohon SIM

Selain itu, penting juga untuk menyiapkan materi edukasi mengenai kesiapsiagaan, seperti poster-poster evakuasi yang dipasang di area informasi hotel.

Suci Dewi Anugerah menyayangkan bahwa masih ada hotel-hotel di kawasan wisata yang tidak memberikan safety briefing kepada para wisatawan. Padahal, hotel yang berada di wilayah rawan gempa dan tsunami wajib melaksanakan safety briefing agar tamu memahami tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat.

"Hotel di wilayah rawan gempa dan tsunami harus memberikan safety briefing sebelum tamu tiba, agar mereka tahu langkah yang harus diambil dalam kondisi darurat. Selain itu, pastikan staf hotel terlatih dan rutin mengikuti sosialisasi serta simulasi," ujar Suci.

Sebagai destinasi wisata yang sering dikunjungi, hotel-hotel perlu menyiapkan SOP rencana kontingensi untuk memastikan akses informasi terkait bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami dari BMKG.

Suci Dewi Anugerah menegaskan bahwa gempa megathrust adalah kenyataan dan telah terjadi di Indonesia sebelumnya.

BACA JUGA:Kuota Tak Terpenuhi, Gaji PNS BRIN Lulusan S3 Bisa Tembus Rp 21 Juta per Bulan

"Jangan lupa tsunami Aceh 2004 yang memiliki kekuatan lebih dari 9 magnitudo, serta tsunami Mentawai dengan kekuatan 7,9 yang memicu gelombang tsunami besar. Tsunami Pangandaran 2006 dan tsunami Nias 2005 juga merupakan contoh gempa tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi di wilayah megathrust," tandasnya. (Babel Pos)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan