Layanan Paylater Bertumbuh Ditengah Penurunan Daya Beli
Nasabah sedang mengakses aplikasi layanan pembiayaan paylater. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/tom/aa.)--
Umumnya paylater di AS telah terintegrasi dengan banyak platform e-commerce, membuat proses pembayaran menjadi sangat mudah dan cepat.
Pesatnya pertumbuhan paylater dan mengapa keberadaannya sangat disukai konsumen di banyak negara tentu karena kemudahan akses dan kepraktisannya. Proses pengajuan yang sederhana dan cepat membuat paylater semakin diminati.
Ditambah lagi, fleksibilitas pembayaran termasuk opsi cicilan tanpa bunga dan tenor yang beragam menarik minat konsumen untuk membeli barang atau jasa yang diinginkan. Mereka banyak berkolaborasi dengan platform e-commerce yang memperluas jangkauan layanan paylater.
Mitigasi ancaman
BACA JUGA:Ambisi Indonesia Pacu Dekarbonisasi Secara Global
Di Indonesia layanan paylater terus tumbuh di tengah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang menurunkan daya beli masyarakat.
Dengan demikian, potensi ancaman terhadap lembaga keuangan mungkin saja terjadi dari sisi kenaikan jumlah kredit macet akibat ketidakmampuan nasabah membayar tagihan paylater. Sementara seiring dengan meningkatnya jumlah penyedia layanan paylater, dapat memicu persaingan yang tidak sehat dan berpotensi menurunkan kualitas layanan.
Maka dari itu, Indonesia harus memperketat regulasi untuk melindungi konsumen dan menjaga stabilitas sistem keuangan sebagaimana di negara lain.
Sampai saat ini OJK telah memantau dengan cermat perkembangan industri paylater di Indonesia. Bahkan pemerintah terus mengkampanyekan literasi keuangan agar masyarakat memahami risiko dan manfaat dari penggunaan berbagai fasilitas pembiayaan termasuk paylater.
Lembaga keuangan yang menyediakan layanan paylater juga ditekankan harus memiliki sistem manajemen risiko yang baik untuk mengantisipasi potensi kerugian.
BACA JUGA:Mata Air Keberagaman Budaya dan Identitas Manusia (Catatan Perjalanan Program AFS 2024)
OJK juga mendorong kolaborasi antara lembaga keuangan, fintech, dan pemerintah untuk mengembangkan ekosistem paylater yang sehat dan berkelanjutan.
Pertumbuhan paylater di tengah penurunan daya beli memang menimbulkan tantangan tersendiri bagi lembaga keuangan. Namun, dengan pengelolaan risiko yang baik, literasi keuangan yang memadai, dan regulasi yang tepat, potensi risiko dapat diminimalisir.
Bagi konsumen, disarankan sebelum menggunakan paylater, harus memastikan untuk memahami syarat dan ketentuan, serta kemampuan untuk membayar tagihan tepat waktu.
Sementara lembaga keuangan dituntut meningkatkan kualitas layanan, memperkuat sistem manajemen risiko, dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan otoritas harus memperkuat pengawasan terhadap industri, mendorong literasi keuangan, dan menyusun regulasi yang komprehensif.