Ambisi Indonesia Pacu Dekarbonisasi Secara Global

Petugas melakukan perawatan panel surya di PLTS Terapung Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan total keseluruhan potens--

Memang benar, negara berkembang seperti Indonesia, mempunyai cerita unik untuk dibagikan dan peran penting dalam mendukung aksi iklim global.

Kalimat tersebut diucapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang diselenggarakan di Jakarta pada 5--6 September.

Forum yang menarik 11 ribu lebih partisipan yang terdiri atas pemangku kepentingan, pelaku industri, dan masyarakat dari 53 negara tersebut banyak berdiskusi tentang persepsi dunia untuk mewujudkan pemenuhan karbon bersih (net zero emissions/NZE) sesuai yang termaktub dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement).

Dalam ajang ini, Indonesia mengukuhkan ambisi dan kepeduliannya terhadap pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan.

BACA JUGA:Mata Air Keberagaman Budaya dan Identitas Manusia (Catatan Perjalanan Program AFS 2024)

Itu karena, laporan Global Carbon Project menyatakan bahwa total emisi karbon dunia pada tahun 2023 mencapai 40,6 miliar ton. Nilai tersebut meningkat 1,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Apabila diakumulasi dengan dampak penggundulan hutan dunia, nilai emisi zat yang membuat suhu bumi meningkat tersebut menjadi 45,1 miliar ton.

Apabila hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan iklim dunia akan berubah secara drastis, sehingga mengerek ke arah katastrofe atau malapetaka.

Menyadari pentingnya pengurangan penggunaan karbon, Indonesia dengan tegas berambisi mengajak para pemangku kepentingan dan masyarakat dunia untuk mewujudkan Bumi yang bersih melalui transisi energi.

BACA JUGA:Kunjungan Paus Fransiskus dan 'Promosi' Bhinneka Tunggal Ika

Ambisi itu diperlihatkan Indonesia dengan memamerkan capaiannya kepada para partisipan, supaya mereka terpacu untuk meningkatkan komitmennya dalam menggunakan energi terbarukan (EBT).

Seperti halnya saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memamerkan Indonesia memiliki pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) apung terbesar di Asia Tenggara, sekaligus menjadi yang terbesar ketiga di dunia.

Fasilitas elektrifikasi EBT itu berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat, yang mampu memproduksi listrik bersih mencapai 192 megawatt peak (MWp).

Gemuruh tepuk tangan dari para partisipan terdengar usai Presiden Jokowi menyatakan hal tersebut. Ini menandakan, masyarakat global mengapresiasi setiap usaha dalam mewujudkan Bumi yang bersih untuk ditinggali.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan