Minggu, 10 Nov 2024
Network
Beranda
Terkini
Babel Raya
Belitong Raya
Beltim Raya
All Sport
Politik
Nasional
Kombis
Disway
Derap Nusantara
Lainnya
Kesehatan
Life Style
Opini
Network
Beranda
Disway
Detail Artikel
Kereta Luxury
Reporter:
Dahlan Iskan
|
Editor:
Yudiansyah
|
Sabtu , 31 Aug 2024 - 17:41
Dahlan Iskan--
kereta luxury mumpung harus turun di cirebon: ingin mencoba gerbong kereta api kelas luxury. pergi ke pesantren al zaytun sungguh nanggung: naik pesawat jauh. naik mobil pun jauh. maka naik kereta api satu pilihan. harus turun di stasiun cirebon. lalu naik mobil dua jam ke pedalaman indramayu. sebenarnya ada bandara lebih dekat: kertajati. tapi anda sudah tahu: begitu dibuka bandara itu langsung ditutup. sudah lebih lima tahun. salah satu pertimbangan naik luxury adalah umur: sudah 73 tahun. malam hari harus cukup tidur. tidak bisa lagi hanya tidur tiga jam seperti zaman membangun jawa pos dulu. anda sudah pernah merasakan: kursi di kelas luxury bisa dibuat flat –seperti tempat tidur. seperti di pesawat kelas satu. surabaya-cirebon lima setengah jam. belum memenuhi ketentuan tidur harus 6 jam, tapi lumayan. berangkat pukul 21.15. tiba pukul 02.45. pukul 04.45 bisa tiba di zaytun. acara pertama senam: pukul 05.30. tentu saya tidak berharap berlebihan. agar tidak mudah kecewa. baca juga:pilkada jabatan saya sudah mengira: tidak akan seperti luxury-nya kereta di amerika. bahkan tidak mungkin seperti di kelas satunya kereta cepat di tiongkok. malam itu saya naik kereta dari stasiun pasar turi surabaya. bisa ngobrol dengan kepala daerah operasi pt kai jatim. kebetulan ia juga akan turun di cirebon. akan ke kantor pusat kai di bandung. saya dapat kabar baik: stasiun pasar turi segera dibongkar. untuk dibangun yang baru. akan dibuat seperti bandara. atau, dibuat mirip stasiun-stasiun whoosh. dua lantai. tahun depan selesai. sudah waktunya stasiun-stasiun ka tidak kalah dengan bandara. toh tiket kereta juga tidak lagi murah. untuk kelas luxury ini bahkan lebih mahal dari tiket pesawat: antara rp 1,2 juta sampai rp 1,7 juta –saya dapat harga yang termahal itu. gerbong kelas luxury ini ditempatkan agak paling belakang. aneh. saya lupa bertanya mengapa begitu. mahal tapi jalan kakinya lebih jauh. baik saat naik maupun saat turun kelak. saya tidak mempersoalkan yang tidak logis seperti itu. saya masih kuat jalan. toh tidak membawa koper. saya hanya membawa tas kresek isi satu baju –lupa tidak mengembalikan jas pinjaman dari syekh panji gumilang dua tahun lalu. begitu masuk gerbong saya sempat terpana: bagus. seperti di pesawat kelas bisnis internasional. baca juga:seribu zaytun saya coba atur tempat duduk menjadi tempat tidur. bisa. penggerak elektroniknya baik. memang pilihan materialnya tidak sebaik di pesawat, tapi cukup baik. sebelum tidur saya hitung dulu jumlah kursi yang terisi: 14 orang. berarti 50 persen. saya coba bertanya ke beberapa orang: mengapa pilih kelas mahal. "saya takut naik pesawat," ujar seorang ai lantas tersenyum. dia akan ke jakarta. bersama suami. ai adalah panggilan untuk wanita tionghoa yang berarti tante. setiap ke jakarta dia naik luxury. "bagaimana kalau ke luar negeri"? "terpaksa naik pesawat. kan tidak ada jalan lain," jawabnyi. lalu dia minta foto bersama. satu penumpang lagi punya alasan lain: bisa tidur. lalu bangun-bangun sudah di jakarta. langsung bekerja. daripada bayar hotel di jakarta. saya pun langsung tidur. disediakan selimut. perut sudah kenyang. tidak akan makan apa pun lagi pada jam seperti itu. belum lagi terlelap pramugari kereta membangunkan. saya pura-pura sudah tidur. terus saja dia membangunkan. saya ingin adu kuat. akhirnya dia terdengar pergi. dalam hati saya agak mendongkol. tapi salah saya sendiri: mengapa tidak meninggalkan pesan jangan dibangunkan untuk makan. di pesawat saya selalu berpesan pada pramugari: kalau tertidur jangan dibangunkan. bagi orang seperti saya tidur lebih penting daripada makan. baca juga:tumit zaytun masalahnya: saya tidak mengira kalau akan ada makan malam. tidak lama kemudian sang pramugari datang lagi. membangunkan lagi. saya tetap pura-pura sudah tidur. pun ketika dibangunkan beberapa kali. pramugari pun pergi. harapan saya untuk tidur nyenyak tidak kesampaian. bukan soal dibangunkan itu tapi soal lain: guncangannya. guncangan di sepanjang perjalanan membuat saya tidak bisa lelap. saya tahu: rel kita sudah tua. pun bukan milik kai. rel adalah milik pemerintah. atau karena gerbong ini di posisi sangat belakang? mungkin saya harus sering-sering naik luxury: agar terbiasa dengan guncangan. (dahlan iskan)
1
2
3
»
Tag
# kereta luxury
# catatan dahlan iskan
# dahlan iskan
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Belitong Ekspres 1 September 2024
Berita Terkini
Jelang Lawan Jepang, Shin Tae-yong Optimistis Meski Dihadapkan Kendala Pemain
All Sport
5 jam
Tips Makan Enak Tanpa Garam Berlebih, Rasa Tetap Nendang
Terkini
5 jam
Hukuman Ammar Zoni Diperberat Menjadi 4 Tahun Penjara di Tingkat Banding
Nasional
6 jam
Vinicius Cetak Hat-trick Saat Madrid Lawan Osasuna, Tapi 3 Pemain Kunci Alami Cedera
All Sport
6 jam
Benarkah Tisu Toilet Bisa Menyebabkan Infeksi Jamur? Begini Kata Pakar!
Kesehatan
6 jam
Berita Terpopuler
Pj Bupati Belitung Mikron Lepas 100 Peserta Lomba Mancing Belitong De Sintak 2024
Belitong Raya
9 jam
KPAI Sorot Aktivitas Tambang Timah Dekat SLB Manggar Beltim, Proses Belajar Anak Terganggu
Babel Raya
12 jam
Upaya Mencegah Praktik Judi Online Sejak Usia Dini
Opini
11 jam
Pengusaha Minta Kenaikan Upah Harus Seimbang dengan Peningkatan Kualitas SDM
Kombis
11 jam
Hindari Makan Jeruk Dipagi Hari Saat Perut Kosong, Bisa Memicu Gangguan Pencernaan
Kesehatan
13 jam
Berita Pilihan
Pj Bupati Belitung Mikron Lepas 100 Peserta Lomba Mancing Belitong De Sintak 2024
Belitong Raya
9 jam
Kasus Kekerasan Anak di Babel 2024 Memprihatikan, Tertinggi di Kota Pangkalpinang
Babel Raya
11 jam
KPAI Sorot Aktivitas Tambang Timah Dekat SLB Manggar Beltim, Proses Belajar Anak Terganggu
Babel Raya
12 jam
Besaran Uang Pensiun Jokowi dari Taspen, Segini Nominal Ditransfer Setiap Bulan
Nasional
12 jam
DPRD Babel Naikkan Target PAD 2025 Jadi Rp1 Triliun, Apa Alasannya?
Babel Raya
16 jam