Kasus Kekerasan Anak di Babel 2024 Memprihatikan, Tertinggi di Kota Pangkalpinang
Anggota KPAI Diyah Puspitarini-- (ANTARA/HO-Candrika)
PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.COM - Kasus kekerasan terhadap anak di Provinsi Kepalauan Bangka Belitung (Babel) sepanjang tahun 2024 telah mencapai angka yang cukup memprihatinkan.
Hingga Oktober 2024, tercatat sudah ada 117 kasus kekerasan terhadap anak di Babel yang dilaporkan masyarakat. Ini menunjukkan bahwa perlindungan anak di daerah ini memerlukan perhatian serius.
"Angka 117 kasus kekerasan anak di Babel ini sudah cukup tinggi," ujar Diyah Puspitarini, Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), seperti dilansir dari Antara, Sabtu 9 November 2024.
Berdasarkan laporan masyarakat ke aparat penegak hukum, kasus ini tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang.
BACA JUGA:KPAI Sorot Aktivitas Tambang Timah Dekat SLB Manggar Beltim, Proses Belajar Anak Terganggu
Lebih lanjut, Diyah mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada warga yang melaporkan kejadian kekerasan fisik, mental, hingga kekerasan seksual yang dialami anak-anak.
Menurutnya, hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat Bangka Belitung untuk berperan aktif dalam menghentikan kekerasan pada anak mulai meningkat.
Diyah pun terus mendorong warga agar berani berbicara dan melaporkan kasus-kasus kekerasan yang terjadi. “Semakin banyak yang melapor, semakin mudah kita menekan angka kekerasan ini,” tuturnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang Budi Utama, juga merespons kondisi ini dengan rencana segera memberlakukan jam malam anak.
BACA JUGA:DPRD Babel Naikkan Target PAD 2025 Jadi Rp1 Triliun, Apa Alasannya?
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kenakalan remaja dan kekerasan terhadap anak di Kota Pangkalpinang yang turut menyumbang tingginya angka kasus ini.
“Hingga Agustus 2024, kasus kenakalan remaja dan kekerasan anak sudah mencapai 80 kasus. Semoga dengan peraturan jam malam ini, situasinya bisa lebih terkendali,” ujarnya.
Upaya penanganan kekerasan terhadap anak di Babel memang perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, aparat penegak hukum, hingga masyarakat luas.
Dengan sinergi yang baik semua pihak, diharapkan anak-anak di Bangka Belitung dapat tumbuh dengan aman dan mendapatkan hak mereka untuk berkembang tanpa rasa takut.