Bank Indonesia Tanggapi Potensi Penyesuaian Tarif BI-FAST

Direktur Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ryan Rizaldy (kiri) memberikan pemaparan dalam pelatihan wartawan di Bali, Jumat malam (23/8/2024). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak--

BELITONGEKSPRES.COM - Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Ryan Rizaldy, mengungkapkan bahwa penyesuaian tarif BI-FAST di masa depan masih memungkinkan.

"Penyesuaian tarif di masa depan tidak dapat dipastikan. Saat ini, fokus utama kami adalah membangun sinergi yang kuat antara infrastruktur BI dan industri," ujar Ryan saat konferensi pers di Bali pada Jumat malam.

Ryan menjelaskan bahwa penyesuaian harga BI-FAST akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi dan tingkat inflasi.

"Penyesuaian harga sangat tergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi ekonomi umum dan inflasi. Semua variabel makroekonomi ini akan menjadi pertimbangan dalam penetapan tarif," jelasnya.

BACA JUGA:GoTo Financial Dukung Perluasan QRIS dengan Aplikasi GoPay untuk Konsumen dan UMKM

BACA JUGA:Kementerian Pertanian Siapkan 1,5 Juta Hektare Lahan Peternakan Sapi Perah untuk Program Susu Gratis

Meskipun demikian, saat ini BI-FAST tetap menjadi pilihan menarik bagi masyarakat berkat tarifnya yang terjangkau sebesar Rp2.500 dan kemampuannya untuk memproses transaksi secara real-time 24 jam sehari.

"Sejauh ini, masyarakat tampaknya puas dengan tarif yang berlaku. Fokus kami saat ini adalah bagaimana membangun sinergi yang lebih baik," tambah Ryan.

BI-FAST adalah sistem pembayaran ritel nasional yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi transfer dana secara real-time, aman, dan efisien. Sistem ini mendukung transfer kredit dan debit, serta dapat diakses 24/7 melalui cabang, mobile/internet banking, dan dalam waktu dekat juga akan melayani transaksi melalui QR code, ATM, dan EDC.

Dari sisi transaksi, BI-RTGS mencatatkan kenaikan sebesar 15,36 persen (yoy) mencapai Rp15.450 triliun, sementara volume transaksi BI-FAST tumbuh 65,08 persen (yoy) mencapai 301,41 juta transaksi per Juli 2024. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan