Upaya-upaya Memacu UMKM Menembus Pasar Global
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) melihat produk UMKM saat pembukaan Grebeg UMKM DIY 2024 di salah satu pusat perbelanjaan di Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (7/8/2024). Grebeg UMKM DIY 2024 yang diselenggarakan Bank Indonesia bersama Pemda DIY dan Gerakan--
Kementerian Keuangan memberi dukungan Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE) Industri Kecil Menengah (IKM) melalui pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPN impor, yang diberikan untuk industri kecil menengah (IKM) atau UMKM yang melakukan pengolahan, perakitan, atau pemasangan bahan baku yang hasil produksinya untuk tujuan ekspor, serta klinik ekspor untuk memberikan literasi, dan edukasi ekspor bagi UMKM atau IKM.
Selanjutnya, Kementerian Perdagangan telah menargetkan penciptaan eksportir-eksportir baru skala UMKM melalui fasilitasi informasi pasar ekspor, peningkatan daya saing produk, kerjasama, promosi dan citra, serta peningkatan SDM.
BACA JUGA:Prinsip Ekonomi Kerakyatan Menuju Indonesia Emas 2045
Kementerian Koperasi dan UKM juga sudah mendorong UMKM Ekspor dan Digital melalui fasilitasi pelatihan manajerial sumber daya manusia (SDM) UMKM, pendampingan oleh Pusat Layanan Usaha Terpadu, penguatan kelembagaan koperasi, dan fasilitasi akses pemasaran ekspor.
UMKM Hijau
Salah satu sektor UMKM yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi adalah UMKM produk fesyen atau mode. Di sisi global, permintaan atas sustainable goods termasuk produk sustainable fashion mengalami kenaikan signifikan sebesar 71 persen dalam kurun waktu lima tahun sejak 2016-2020 yang dikenal dengan istilah “eco-wakening".
Untuk menangkap potensi pasar global yang besar tersebut, UMKM harus mengikuti tren global terkini serta meningkatkan kapasitas UMKM agar dapat menjangkau pasar sustainable fashion yang ramah lingkungan.
Hasil asesmen BI pada tahun 2023, terdapat 30 persen UMKM yang sudah terklasifikasi ke dalam UMKM Hijau sehingga transformasi UMKM menuju keberlanjutan lingkungan dan mengadopsi digitalisasi dalam produksi, pemasaran, maupun aspek sosial ekonominya perlu dioptimalkan.
BACA JUGA:Anugerah Desa Wisata untuk Natuna
Dengan demikian, menurut Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan kinerja dan daya saing mereka, tetapi juga berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
BI terus mendorong kolaborasi dan sinergi antar-pemangku kepentingan untuk semakin membuka jalan bagi UMKM digital memperluas jangkauannya. Pemangku kepentingan tersebut termasuk pemerintah, BI, kementerian/lembaga terkait, pelaku usaha perdagangan, serta pelaku UMKM.
Dengan semakin ketatnya persaingan di tingkat internasional, UMKM dituntut untuk semakin mengembangkan kapasitas, kualitas dan daya saingnya agar mampu bersaing dengan berbagai pelaku usaha yang berasal dari mancanegara.
Untuk itu, berbagai program, kebijakan maupun dukungan termasuk di bidang pendanaan dari seluruh pemangku kepentingan akan mampu membawa lebih banyak UMKM Indonesia untuk go digital dan go export.
Oleh Martha Herlinawati Simanjuntak