Hujan IKN

Dahlan Iskan--

Kala itu di saat hujan deras pagi-pagi turun di Kaltim saya tahu semua kantor sepi. Saya, sebagai wartawan muda, tahu itu. Tapi tetap harus mencari sumber berita. Naik sepeda pancal. Keliling kota. Dari kantor ke kantor di lingkungan Pemda. Di musim seperti itu lebih sulit mencari berita.

Sahabat Disway di Balikpapan melaporkan: sudah lebih seminggu terakhir ini tiap hari diguyur hujan. Salah satu yang sangat deras terjadi Jumat kemarin. Balikpapan sampai banjir. Tanah longsor. Genangan di mana-mana. Jalan-jalan macet.

Ada baiknya hujan sudah turun berturut seminggu terakhir. Siapa tahu tepat tanggal 17 Agustus banyu langitnya sudah habis. 

BACA JUGA:Pikul Agama

BACA JUGA:Momentum Tol

Upacara peringatan hari kemerdekaan yang pertama di Ibu Kota Nusantara tentu tidak boleh terganggu oleh hujan. Apalagi deras. Di pagi hari. Segala upaya harus dilakukan. Persiapan upacara itu sudah menguras tenaga, pikiran dan biaya. Jangan sampai terganggu hanya karena hujan.

Sebaiknya jangan hanya tanggal 17 Agustus tidak hujan. Kalau bisa sejak dua hari sebelumnya. Agar tanah relatif sudah agak kering. Asal jangan terlalu kering: berdebu. Akan banyak sekali mobil melaju ke arah IKN. Akan banyak sekali debu beterbangan.

Tentu bukan faktor hujan itu yang membuat PDI-Perjuangan punya rencana sendiri: ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, diinginkan agar pilih  menghadiri upacara 17 Agustus di sekolah partai di Kebagusan, Jaksel.

Berarti Megawati akan absen di acara kenegaraan itu –seperti yang dia lakukan selama Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden dua periode.

BACA JUGA:Pipa Pipih

BACA JUGA:Tanah Timbul

Mungkin Asosiasi Pawang Hujan Nusantara –belum ada singkatannya– punya usul memindahkan hujan IKN ke Jakarta –agar politik ibu kota sedikit reda. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan