Pompanisasi Untuk Ketahanan Pangan Nasional

Presiden Joko Widodo (kiri), didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pompanisasi di Kabupaten Karanganyer, Jawa Tengah, Rabu (19/6/2024). ANTARA/HO-Humas Kementan--

Menurut hitungan Kementerian Pertanian, pompa yang telah disalurkan itu setidaknya dapat mengairi sekitar 500 hektare lahan. Jika dihitung, 500 ribu hektare tersebut mampu menghasilkan 2,5-5 juta ton beras dengan rata-rata produksi 5-10 ton per hektare. Hal itu tentunya dapat mengurangi impor. Tercatat, realisasi beras impor periode Januari hingga Mei 2024 mencapai 2,2 juta ton.

Presiden RI Joko Widodo optimistis program pompanisasi yang digencarkan dapat membawa manfaat besar khususnya bagi produksi pangan nasional, mengingat sekarang ini banyak negara yang mengalami penurunan produksi beras akibat kekeringan.

BACA JUGA:Melawan Pelecehan Verbal dengan Berani Bicara

Presiden menyampaikan banyak negara yang sebelumnya melakukan ekspor beras kini dipakai sendiri untuk mencukupi kebutuhan di dalam negerinya.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengemukakan bahwa program pompanisasi adalah satu-satunya solusi cepat dalam mengatasi dampak kemarau yang terjadi pada tahun ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, pada Juli, Agustus, September dan Oktober diprediksi akan terjadi gelombang panas dan kekeringan.

Atas dasar itu, Mentan berharap inisiatif pompanisasi ini tidak hanya mengatasi kekurangan dan pasokan air di musim kering saja, akan tetapi juga meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman di musim yang akan datang sehingga juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Kondisi itu tentunya memiliki efek berganda pada perekonomian pedesaan. Ketika petani memiliki pendapatan yang lebih stabil atau meningkat maka membuka kemungkinan bagi mereka untuk mengakses teknologi pertanian yang lebih canggih, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan produksi pertanian.

BACA JUGA:Bersatu Mencegah Krisis Pangan

Upaya pemerintah

Dalam rangka optimalisasi program pompanisasi, Kementan pun bergerak cepat dengan meningkatkan kolaborasi dengan para gubernur dan bupati agar sesegera mungkin sawah-sawah kering yang ada bisa digunakan untuk berproduksi.

Bekerja sama dengan pemerintah daerah penting untuk memastikan distribusi pompa air tepat sasaran dan sesuai kebutuhan lokal.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian pun meminta kepada kepala daerah segera melakukan pengecekan langsung terkait pompa yang sudah diberikan Kementan. Dia ingin, pompa yang sudah didistribusikan memiliki manfaat besar bagi kepentingan produksi pangan nasional.

Di samping itu, Kementan pun juga berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga lainnya, salah satunya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperkuat program ini.

Kementerian PUPR juga memiliki peran kunci dalam menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk program pompanisasi. Mentan mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk membantu optimalisasi perairan pertanian dengan perbaikan irigasi di sejumlah wilayah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan