Si Kecil Hiperaktif dan Sulit Fokus? Gejala ADHD atau Aktif Biasa, Kenali Perbedaannya

Ilustrasi anak yang sulit fokus, Salah satu gejala gangguan ADHD. (Freepik)--

BELITNGEKSPRES.COM - Apakah Anda pernah merasa frustrasi karena anak Anda sulit duduk diam, mendengarkan dengan saksama, atau menyelesaikan tugas sederhana? Mungkin Anda bertanya-tanya apakah perilaku ini merupakan bagian dari sifat anak-anak atau ada sesuatu yang lebih serius di baliknya. Salah satu kondisi yang sering kali menjadi perhatian adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

ADHD bukan hanya tentang anak yang tampak hiperaktif atau sulit berkonsentrasi. Ini adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan anak untuk fokus dan mengendalikan perilakunya. ADHD sering kali terdeteksi pada masa kanak-kanak dan bisa berlanjut hingga dewasa, memberikan dampak yang signifikan pada prestasi akademik, interaksi sosial, dan kesejahteraan emosional anak.

Tanda dan Gejala ADHD

BACA JUGA:Si Kecil Hiperaktif dan Sulit Fokus? Gejala ADHD atau Aktif Biasa, Kenali Perbedaannya

BACA JUGA:Waspada! Ini Bahaya Mengonsumsi Telur Puyuh Berlebihan untuk Kesehatan

Dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ, seorang dokter spesialis kesehatan jiwa, menjelaskan bahwa ADHD adalah gangguan yang biasanya mulai terlihat sebelum usia 12 tahun. Gejalanya bisa diamati baik di rumah maupun di sekolah. Ada dua kelompok utama gejala ADHD: inatensi (ketidakmampuan untuk fokus) dan hiperaktivitas/impulsivitas.

Pada kelompok inatensi, anak sering kali sulit fokus pada detail, tidak menyelesaikan tugas, mudah kehilangan barang, dan tidak memperhatikan instruksi. Sementara itu, pada kelompok hiperaktivitas/impulsivitas, anak cenderung tidak bisa diam, sering berlarian, menaiki meja, menyela pembicaraan, dan tampak tidak bisa mengendalikan energi mereka.

Faktor Penyebab ADHD

Menurut Dr. Lahargo, ada tiga faktor utama yang dapat menyebabkan ADHD:

  • Faktor Biologis atau Genetik: Faktor genetik bisa berperan besar dalam perkembangan ADHD.
  • Pengaruh Masa Kandungan: Kondisi ibu selama kehamilan, seperti infeksi, kekurangan nutrisi, atau trauma fisik, bisa mempengaruhi perkembangan saraf anak.
  • Pengalaman Psikologis Negatif: Lingkungan yang penuh stres, masalah keluarga, atau perceraian juga bisa mempengaruhi perkembangan ADHD.

BACA JUGA:Tips untuk Orang Tua, Cara Efektif Mengatasi Perut Kembung pada Anak

BACA JUGA:Ingin Menghilangkan Lemak Perut? Yuk Coba 4 Langkah Sederhana Ini!

Perbedaan Anak Aktif dan Anak dengan ADHD

Dr. Lucky Yogasatria, seorang dokter spesialis anak, menekankan bahwa ada perbedaan signifikan antara anak yang hanya aktif dan anak dengan ADHD. Anak-anak dengan ADHD biasanya menunjukkan gejala yang lebih sering dan lebih parah, seperti:

  • Tindakan Impulsif: Anak sering menyela pembicaraan atau sulit menunggu giliran.
  • Hiperaktivitas: Mereka tidak bisa diam, sering bergerak, melompat, atau berlarian.
  • Sulit Fokus: Anak sulit menyelesaikan tugas, sering melamun, atau tidak memperhatikan.
  • Sering Melamun: Anak sering kali terlihat tidak fokus dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
  • Pelupa: Anak sering lupa mengerjakan PR atau kehilangan barang.
  • Emosi yang Meledak-ledak: Anak mudah marah dan sering mengalami tantrum.

Dampak ADHD pada Kehidupan Sehari-hari

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan