Bambu, Si Serbaguna untuk Masa Depan Industri Berkelanjutan
Peserta menampilkan kostum berbahan bambu pada Karnaval Pawang Nusantara di Papring, Banyuwangi, Jawa Timur. Karnaval masyarakat tepi hutan yang menampilkan berbagai atraksi dan kostum berbahan produk lokal itu untuk mengangkat potensi kerajinan tangan da--
Salah satu solusi yang dipertimbangkan untuk menambah stok bambu nasional adalah memanfaatkan lahan hutan sosial untuk menanam bambu bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hutan sosial adalah hutan yang dikelola oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Senada dengan Setia, Head of Program Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL), Nurul Firmansyah, mengemukakan bahwa pengembangan bambu di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, dan meskipun potensi bambu Indonesia besar, potensi ini pun belum dikelola secara optimal.
Pemanfaatan bambu di Indonesia juga masih terbatas sehingga diversifikasi produk pengolahan bambu perlu ditingkatkan guna menghasilkan produk bambu yang dapat digunakan sebagai substitusi kayu.
Pasar domestik bambu di Indonesia saat ini masih didominasi oleh produk kerajinan. Penggunaan bambu untuk bahan baku konstruksi masih sangat minim.
BACA JUGA:Garuda Muda Mungkin Perlu Mengubah Formasi Main Saat Hadapi Irak
Indonesia dapat mencontoh negara lain seperti China dan Vietnam yang telah menunjukkan bagaimana industri bambu rakyat mereka dapat berkembang pesat. Untuk mencapai itu, perlu keterlibatan pemerintah dalam memfasilitasi penyediaan lahan, pembibitan, penanaman, dan pertumbuhan industri di tingkat desa dan subnasional menjadi kunci utama.
Dukungan besar dari pemerintah juga sangat diperlukan untuk membangun ekosistem dan industri bambu di Indonesia, terutama dari segi peningkatan kualitas sumber daya manusia, permodalan, fasilitasi pengembangan industri, dan kecukupan sumber daya bambu sehingga dapat digunakan untuk skala industri.
“Tidak mesti ke (pasar) regional atau global. Pasar kita besar, hanya nanti bagaimana penguatan dari sisi produksinya, SDM-nya, hulunya, pengembangan dan pembudidayaannya,†kata Nurul.
Indonesia harus mulai beralih dari kayu ke bambu. Dengan beralih ke bambu, Indonesia dapat mengurangi deforestasi dan melestarikan hutan yang vital bagi kelestarian lingkungan.
Tak hanya itu, bambu juga memiliki banyak manfaat ekologis. Selain mampu menyerap karbon dioksida dari atmosfer, tanaman bambu juga dapat menyimpan air, menyuburkan tanah, dan mencegah erosi. Bambu juga dapat membantu merehabilitasi lahan kritis, menjadikannya solusi ideal untuk mengatasi kerusakan lingkungan.
Secara keseluruhan, pembangunan industri bambu Indonesia tidak hanya tentang menciptakan peluang bisnis baru, tetapi juga membangun masa depan yang berkelanjutan bagi ekonomi dan lingkungan.
BACA JUGA:'Gerbong' Baru Prabowo/Gibran dan Pentingnya Oposisi
Dengan peta jalan yang kokoh dan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam industri bambu global, layaknya China. Salah satu kunci utamanya terletak pada diversifikasi atau pengembangan berbagai produk bambu, yang akan membuka peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saing industri bambu Indonesia. (*)
*) Oleh Shofi Ayudiana