Merawat Kebebasan Beragama Melalui Guru

Ilustrasi - Sejumlah umat Islam bersalaman dengan umat Katolik dalam acara safari Lebaran Lintas Agama di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/4/2024). Kegiatan yang diikuti oleh tokoh dan masyarakat lintas agama di kota Semara--

BACA JUGA:Merajut Kembali Persatuan Usai PHPU Pilpres 2024

Eka menggunakan ilustrasi konflik pembangunan masjid antara dua organisasi keagamaan dalam mengajarkan bahwa penyelesaian awal kasus tersebut adalah dengan menghormati keyakinan masing-masing.

Selain soal toleransi, ia juga menekankan pentingnya supremasi hukum dengan mengatakan bahwa contoh konflik tersebut bisa diselesaikan dengan meminta bantuan hukum melalui peraturan daerah (perda).

Dengan begitu, murid dapat menganalisis  kembali bagaimana kebebasan beragama dan supremasi hukum itu saling bertautan.

Kasus di atas adalah secuil contoh hasil dari pelatihan yang digagas. Guru yang bertindak sebagai agen perubahan dapat menurunkan konsep-konsep tersebut kepada anak didiknya melalui mata pelajaran yang diampu, yang bisa memberikan efek domino bagi generasi-generasi selanjutnya.

Apabila nantinya seluruh guru memanifestasikan konsep kebebasan beragama dan supremasi hukum dalam pembelajaran, generasi mendatang bakal lebih paham mengenai hak-hak sipil mereka dalam memeluk agama.

Alhasil, kerukunan dan perdamaian senantiasa  tercipta di Bumi Pertiwi.

*) Oleh Nadia Putri Rahmani

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan