Konsumsi dan Investasi jadi Pemacu Pertumbuhan ekonomi

Foto udara aktivitas bongkar nikel di kawasan industri di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Kamis (8/2/2024). ANTARA FOTO/Jojon/Spt.--

BACA JUGA:Refleksi Tahun Kelima Kurikulum Merdeka Belajar

Selain itu, Pemerintah juga akan melanjutkan hilirisasi sumber daya alam dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Beberapa komoditas akan melalui proses hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambahnya, seperti kelapa sawit yang diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan dan nikel yang dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dalam proses pembuatan baterai kendaraan listrik. Berbagai upaya hilirisasi sumber daya alam dapat menjadi lahan investasi yang menarik bagi para investor.

Selain itu, pada tahun ini Pemerintah juga fokus pada pembangunan Ibu Kota Nusantara untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan peningkatan perekonomian di luar Jawa.

Berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur yang dikerjakan pemerintah juga akan mempermudah akses, meningkatkan konektivitas, dan memperlancar distribusi logistik. Hal ini akan mempermudah proses bisnis di Tanah Air sehingga menjadi daya tarik bagi investor untuk lebih banyak menanamkan modalnya di dalam negeri.

Di samping itu, guna menciptakan iklim investasi yang kondusif, Pemerintah juga telah memberikan kemudahan berbisnis di Tanah Air dan pengurangan pajak berupa super deduction tax dan tax holiday serta reformasi struktural dalam Omnibus Law.

BACA JUGA:Nurohmad, merajut sampah menjadi berkah

Dengan demikian, Pemerintah berupaya menjemput bola untuk menjadikan Indonesia kian menarik bagi investor untuk menanamkan modal dan mengembangkan bisnisnya di Tanah Air.

Di sisi lain, Indonesia menarik bagi investor karena stabilitas perekonomian yang terjaga. Di tengah perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian pasar keuangan dunia, Indonesia tampil dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang tangguh. Aktivitas ekonomi terus berlanjut bangkit pascapandemi COVID-19. Pemilu 2024 juga berlangsung damai dan kondusif.

Optimisme investor

Sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik, posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) Indonesia juga meningkat.

Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan IV-2023 meningkat 3,8 persen (quarter to quarter/qtq) menjadi 744,9 miliar dolar AS dari 717,3 miliar dolar AS pada akhir triwulan III-2023.

Peningkatan KFLN tersebut terutama bersumber dari aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio sebagai cerminan tetap terjaganya persepsi positif investor dan iklim investasi yang kondusif.

BACA JUGA:Kiat Hadi Tjahjanto menciptakan suasana tenteram pascapemilu

Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah, dan kenaikan harga saham di Indonesia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan