Negeri Jiran pun Menunggu Hasil Resmi Pemilu Indonesia

Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak suara saat pencoblosan Pemilu 2024 di TPS 40-44, Taman Suropati, Menteng, Jakarta, Rabu (14/2/2024). ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww/aa.--

BACA JUGA:Asa masyarakat untuk Ibu Kota Nusantara

"Saya percaya prosesnya baik, berjalan lancar, dan transparansi berlaku karena disaksikan oleh wakil-wakil (saksi) kandidat-kandidat yang bertanding," ucap Zahir.

Selain mengapresiasi TPS yang dijalankan oleh perempuan, dia juga mengaku terkejut karena pemilih di Indonesia memilih lima jabatan politik sekaligus dalam satu waktu memilih dengan lima surat suara yang berbeda untuk presiden dan wakil presiden serta anggota DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, serta DPRD kabupaten dan kota.

Anggota parlemen Malaysia tersebut membandingkan dengan pemilu di negaranya, yang dikenal dengan istilah pilihan raya, yang paling banyak hanya akan memilih untuk dua jabatan politik berbeda, yaitu untuk anggota Dewan Rakyat dan anggota Dewan Undangan Negeri (sejenis DPRD tingkat provinsi di Malaysia).

"Saya rasa ini suatu hal yang besar dan keberhasilan apabila dapat dilaksanakan baik. Ini adalah peluang yang diberikan kepada rakyat untuk membuat pilihan terbaik untuk mewakili mereka, dan pilihan terbaik itu yang akan menjanjikan Indonesia yang lebih cerah," kata Zahir.

Sementara itu, wartawan Malaysia dari situs berita daring Malaysiakini, Faizal Ghazali, menyatakan begitu tergugah melihat bagaimana lancarnya proses pemungutan suara meski mengakui prosesnya tampak rumit.

BACA JUGA:Membangun Timnas Putri Indonesia Lewat 'Tangan Besi' Satoru Mochizuki

BACA JUGA:HPN 2024, Pemilu dan Konstruksi Demokrasi Berkualitas

Faizal mengaku bahwa pada hari pemungutan suara 14 Februari lalu, dirinya meliput proses pemilu di TPS 60 Lebak Bulus Jakarta Selatan, tempat calon presiden Anies Baswedan melaksanakan hak pilihnya,

“Walaupun kita tahu Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang begitu banyak, proses demokrasi yang berlangsung di Indonesia, bagi saya, menjadi satu proses yang menggambarkan kematangan rakyat dan pimpinannya,” kata wartawan itu.

Rupanya, selain kesan kematangan demokrasi di Indonesia yang terlihat dalam pemilu, Faizal turut menyoroti bagaimana insan media di Indonesia bisa dengan leluasa menjalankan tugas di TPS untuk meliput para kandidat pemilu dan tokoh bangsa menggunakan hak pilihnya.

Ia menyebut wartawan di negaranya perlu mengajukan izin khusus apabila hendak meliput di TPS saat pilihan raya di negaranya. Kartu pers saja tidak cukup untuk meliput pemilu di sana, katanya.

“Di sini tidak ada pembatasan, (tidak ada yang mempertanyakan) kamu dari mana, mana kartu izinnya, karena jika di sana kami perlu mendaftar (izin khusus) apabila ingin meliput seperti ke TPS kemarin,” ucapnya.

Harapan dari Malaysia

BACA JUGA:Daya Juang Sukarelawan yang Memenuhi Panggilan Kemanusiaan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan