Remaja di Belitung Timur Nekat Akhiri Hidupnya, Diduga Terkait Chat dengan Pacar

Anggota Polres Beltim menunjukkan bukti tali yang digunakan remaja perempuan untuk mengakhiri hidupnya-Ist-
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.COM - Warga Kabupaten Belitung Timur (Beltim) digemparkan dengan peristiwa tragis seorang pelajar remaja perempuan ditemukan mengakhiri hidupnya sendiri di rumahnya.
Kapolsek Manggar, AKP Abdul Haris mengatakan, kejadian gantung diri ini pertama kali diketahui oleh ibu korban dan kakak korban di rumahnya pada Rabu (26/3/2025) sekira pukul 15.30 WIB.
Menurut keterangan keluarga, sekira pukul 14.30 WIB, adik korban melihat kakaknya memegang pisau, yang membuatnya khawatir hingga melapor kepada ibu mereka.
Setelah mendapat laporan, sang ibu segera keluar rumah untuk mencari bantuan. Namun, saat kembali masuk ke rumah, dia terkejut mendapati anaknya sudah dalam keadaan tergantung dengan leher terikat tali.
BACA JUGA:Lewat Buka Puasa Bersama, Bupati Beltim Pererat Hubungan dengan Pers dan LSM
"Ibu korban segera memutus tali tersebut, namun korban sudah tidak bernyawa," kata Kapolsek Manggar dalam keterangan kepada wartawan.
Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada perangkat desa setempat serta pihak kepolisian, termasuk Polsek Manggar dan Unit Identifikasi Polres Belitung Timur atau Beltim.
Di lokasi kejadian Kecamatan Manggar, polisi menemukan dua utas tali rafia serta sebuah kursi plastik hijau yang diduga digunakan korban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ponsel korban oleh Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres Beltim, ditemukan chat terakhir dengan seorang pria yang diduga pacarnya. "Mengenai motif korban masih kami dalami," kata Abdul Haris.
BACA JUGA:DPC Hanura Beltim Berbagi Tali Asih untuk Anak Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Gantung
Atas kejadian ini, Kapolsek mengimbau agar seluruh masyarakat di Belitung Timur menjaga anaknya supaya tidak terlibat pergaulan bebas.
"Mari kita jaga bersama pergaulan anak-anak di Beltim dan ciptakan suasana yang nyaman untuk anak-anak berkembang," kata Abdul.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan mental remaja serta meningkatkan komunikasi dalam keluarga guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.