Lika-liku Lenyapkan TB
Ilustrasi - Petugas kesehatan menunjukkan hasil rongtsen toraks paru saat pelaksanaan layanan keliling deteksi tuberkulosis (TBC) di UPT Pukesmas Belawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (1/12/2023)-Yudi/rwa/pri-ANTARA FOTO
Adapun untuk pencegahan TB, sejumlah upayanya yakni penyediaan obat bagi orang yang terdiagnosis TB laten, riset vaksin TB, pelatihan terkait infeksi TB, kebijakan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak serumah yang negatif TB, serta integrasi ACF dengan pemberian TPT.
Bicara soal riset vaksin, Indonesia secara aktif melakukan riset vaksin di kancah global. Setelah melewati lebih dari satu abad sejak TB ditemukan pada 1882, akhirnya ada vaksin yang berpotensi melindungi kelompok dewasa dari paparan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi akar dari tuberkulosis.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Lucia Rizka Andalusia menyebutkan bahwa saat ini terdapat berbagai macam kandidat vaksin TB yang sedang masuk dalam tahap uji klinik, baik tahap global maupun nasional, di mana Indonesia menjadi salah satu bagian penting dalam pengembangan vaksin, dengan mengikuti program uji klinik "Vaksin TB M72".
BACA JUGA:Kelalaian Keamanan Siber, Ancaman bagi Keamanan Nasional
Saat ini, sebanyak 1.800 orang di Indonesia telah mengambil bagian dalam uji klinik ini, di mana Indonesia menargetkan 2.000 orang untuk berpartisipasi dalam uji klinik "Vaksin TB M72".
Adapun Peneliti Nasional Vaksin TB Prof. DR. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K), mengungkapkan kemajuan vaksin Tuberkulosis (TB) M72/AS01E sebagai vaksin yang tengah diteliti Indonesia untuk dapat memproteksi kelompok remaja dan dewasa dari penyakit TB, sebagai tindak lanjut karena vaksin BCG terbukti hanya dapat memproteksi kelompok usia bayi.
Erlina menyebutkan saat ini Indonesia sedang memasuki tahapan uji klinis fase tiga untuk vaksin TB M72 setelah sebelumnya berhasil melewati proses uji klinis fase 2B yang hasilnya menjanjikan dengan nilai efikasi vaksin sebesar 50 persen.
Penelitian vaksin TB M72 oleh Indonesia merupakan salah satu penelitian yang menjadi bagian dari penelitian global yang diikuti empat negara lainnya yakni Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Indonesia mulai masuk dalam penelitian vaksin TB M72/AS01E sejak akhir 2022, kemudian pada 2023 dilakukan finalisasi protokol dan pengajuan lokasi penelitian, dan ada sebanyak lima lokasi penelitian, antara lain Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan.
BACA JUGA:Mengatasi Konflik dengan Kebijakan Ekonomi
Dalam prosesnya, para peserta yang mengikuti penelitian untuk uji klinis mendapatkan dua kali suntikan dengan jarak pemberian dosis 1 ke dosis 2 sebanyak 1 bulan. Para penerima vaksin juga telah dijelaskan tentang kemungkinan-kemungkinan hal yang akan terjadi setelah vaksin diberikan agar dapat mengantisipasi Kondisi Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Selama proses uji klinis, ditemukan beberapa pasien yang mengikuti penelitian mengalami KIPI ringan dan bisa diselesaikan di rumah seperti demam yang bisa diatasi dengan parasetamol hingga nyeri di lokasi tempat suntikan yang bisa diatasi dengan kompres es.
Kemenkes juga berupaya memberdayakan publik dalam pelaporan dan pengobatan TB. Hal ini karena salah satu isu dalam penemuan kasus adalah banyak pasien tapi sedikitn laporan, bahkan ada laporan yang tertunda sehingga mempersulit pengobatan.
Oleh karena itu, Kemenkes juga bekerja sama dengan salah satunya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk mempersiapkan implementasi Desa Siaga TB, serta mengalokasikan dana desa untuk penanggulangan penyakit itu.
Tak lupa, Kemenkes juga menggiatkan edukasi untuk membangun kesadaran publik dan menghilangkan stigma, seperti dengan memberitakan isu TB terkini, menyoroti pentingnya perbaikan layanan kesehatan dan perlindungan sosial bagi orang dengan TB, serta advokasi kebijakan.