Kontroversi Trump, Aliansi Trans-Atlantik dan Keresahan Pemimpin Eropa
Donald John Trump berada di podium saat resmi menjabat sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat setelah mengambil sumpah jabatan di Capitol Rotunda, Washington DC, pada Senin (20/1/2025) waktu setempat-Youtube@Foxnews-ANTARA
Trump mengkritik beberapa anggota yang tidak memenuhi target pengeluaran pertahanan sebesar 2 persen Produk Domestik Bruto (PDB) sebagaimana disepakati. AS merasa bebannya menjadi yang paling berat. Hal itu mendorong negara-negara anggota meningkatkan anggaran pertahanan mereka, dengan 23 dari 32 anggota kini memenuhi target tersebut.
Pada November 2024, Presiden Trump menunjuk Matt Whitaker, mantan pelaksana tugas Jaksa Agung AS, sebagai Duta Besar AS untuk NATO. Penunjukan itu menandakan komitmen AS untuk tetap terlibat dalam aliansi tersebut, kendati sebelumnya, AS banyak mengkritik kontribusi anggota lainnya.
Dunia bukan cuma Trump seorang
Kendati kebijakan Trump kerap memicu kontroversi, baik di dalam maupun di luar negeri AS, yang harus diingat adalah hubungan trans-Atlantik antara AS dan Eropa tidak hanya bergantung pada kebijakan satu individu.
BACA JUGA:Mengenal Alat Musik Migran di Pulau Belitong
Eropa dan AS memiliki banyak kepentingan bersama yang menjembatani perbedaan-perbedaan besar dalam kebijakan. Keamanan global, stabilitas ekonomi, dan perubahan iklim adalah beberapa isu yang membutuhkan kerja sama antara dua kekuatan besar ini.
Trump mungkin berupaya mengubah arah kebijakan luar negeri AS dengan pendekatan yang lebih terfokus pada kepentingan nasional, namun Eropa, walau kerap gagap oleh kebijakan unilateralnya, harus mengakui bahwa stabilitas dunia tetap terikat pada aliansi mereka dengan AS.
Di tengah berbagai ketegangan tersebut, satu pertanyaan besar tetap menggantung: Bisakah hubungan trans-Atlantik yang telah terjalin begitu lama tetap bertahan menghadapi perubahan besar pasca Trump teken puluhan keputusan eksekutif? atau justru akan makin terpecah karena kebijakan yang semakin terisolasi?
Pada akhirnya, meskipun hubungan tersebut penuh dengan ‘drama tantangan dan perbedaan’, baik AS maupun Eropa harus terus mencari titik temu guna menjaga dan merawat aliansi mereka.
Harus sama-sama disadari, dalam dunia yang semakin terhubung dan penuh ketidakpastian ini, satu hal yang jelas adalah bahwa kolaborasi antara AS dan Eropa tetap menjadi elemen kunci dalam menghadapi tantangan global bersama di masa depan. (antara)
Oleh: Primayanti