Faktor Penyebab Buaya Sungai Cerucuk Belitung Serang Manusia, Ini Penjelasan DLH

Tim gabungan saat mengevakuasi jasad penambang timah yang tewas diserang buaya di Sungai Cerucuk, Kecamatan Badau, Senin 20 Januari 2025-Ainul Yakin/BE-

Pihak DLH Belitung mengimbau masyarakat untuk turut menjaga aliran sungai, mengingat sungai tidak hanya menjadi sumber penghidupan, tetapi juga habitat berbagai hewan, termasuk buaya, yang dapat menjadi ancaman jika habitatnya terusik.

Kasus serangan buaya di Sungai Cerucuk ini menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Masyarakat diminta harus bersama-sama menjaga kualitas sungai yang mulai terdegradasi. 

"Ini penting untuk keberlangsungan hidup manusia dan ekosistem sungai. Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada saat beraktivitas di sekitar habitat buaya dan menghindari tindakan yang merusak lingkungan," tandas Luthfie.

Peringatan Nyata Buaya Sungai Cerucuk

Diberitakan sebelumnya, tragedi serangan buaya di Sungai Cerucuk, yang menewaskan Susilo alias Atak (38), Senin 20 Januari 2025 menjadi peringatan nyata bagi para penambang timah di kawasan tersebut.

BACA JUGA:Kabar Duka, ASN Pemkab Belitung yang Hilang Saat Mancing Akhirnya Ditemukan

BACA JUGA:Tragedi Sungai Cerucuk Belitung: Cerita Terakhir Penambang Timah Sebelum Tewas Diterkam Buaya

Ancaman buaya yang habitatnya terganggu membuat keselamatan para penambang timah berada di ujung tanduk. Menyingkir dari Sungai Cerucuk merupakan langkah tepat, sebelum hewan buas itu kembali memangsa.

Pengamat buaya di Kabupaten Belitung, Indra Setiawan, memperingatkan bahwa serangan lanjutan sangat mungkin terjadi jika aktivitas penambangan timah di kawasan Sungai Cerucuk terus berlanjut.

“Jika tidak segera pindah dari lokasi korban dimangsa, nyawa para penambang di kawasan itu dalam bahaya besar,” tegas Indra Setiawan kepada Belitong Ekspres, Selasa 21 Januari 2025.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan