Kiat TNI AD Perkuat Ketahanan Pangan Selama 2024
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak membuka keran air untuk pengairan sawah di Loa Kulu, Kukar, Kaltim, Selasa (20/2)-Pendam VI/ Mulawarman-ANTARA/HO
Hasil panen itu merupakan buah kerja keras personel TNI AD dan petani setempat dalam mengelola lahan seluas sekitar 980 hektare.
Maruli menjelaskan, lahan yang diberikan oleh PTPN itu awalnya merupakan kawasan semak belukar dan gersang. Berkat tenaga dan fasilitas yang dimiliki TNI AD, lahan tidur itu disulap menjadi ladang pangan masyarakat.
BACA JUGA:Pak Menteri Tolong Jangan Ganti Kurikulum Lagi Yaa...!!!
Dari 980 hektare lahan, 250 hektare ditanami singkong dan 130 hektare ditanami jagung. Tidak hanya itu, lahan ini pun digunakan untuk budi daya sapi dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), seluas 100 hektare, kemudian beberapa hektare digunakan untuk peternakan ayam dan perkebunan buah seperti pepaya, mangga, cabai, dan lain-lain.
Dari lahan tersebut, TNI AD dan masyarakat setempat bisa menghasilkan panen jagung kering rata-rata 5-6 ton/hektare, sementara untuk singkong 8-9 ton/hektare.
Hingga saat ini, program pemanfaatan lahan tidur di seluruh wilayah Indonesia oleh TNI AD masih berlanjut.
Batalyon PDR
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto pada Oktober 2024 lalu membentuk lima Batalyon PDR (Penyangga Daerah Rawan) yang bertugas di Papua guna mendukung program ketahanan pangan.
Batalyon ini bukan hanya hadir untuk memberikan akses makanan, melainkan juga sebagai pendekatan nonmiliter untuk menumpas pergerakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Dengan metode soft approach ini, diharapkan masyarakat dapat mengakui kehadiran Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan. Hal tersebut dapat berdampak pada meningkatnya rasa nasionalisme sehingga paham separatis pun dapat dihilangkan.
BACA JUGA:Menguatkan Mitigasi dan Kesiapsiagaan Guna Antisipasi Bencana
Batalyon ini tersebar di lima daerah di Papua dan bakal bekerja sama dengan Kementerian Pertanian serta masyarakat setempat untuk menanam komoditas pangan utama, salah satunya padi.
Lima Yonif dalam Batalyon PDR ini terdiri dari Yonif 801/Ksatria Yuddha Kentswuri bermarkas di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua; Yonif 802/Wimane Mambe Jaya bermarkas di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua.
Berikutnya Yonif 803/Nduka Adyatma Yuddha bermarkas di Kabupaten Boven Digoel di Provinsi Papua Selatan; Yonif 804/Dharma Bhakti Asasta Yudha bermarkas di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan; dan terakhir Yonif 805/Ksatria Satya Waninggap bermarkas di Sorong, Papua Barat Daya.
Data yang dihimpun ANTARA menyebutkan kekuatan masing-masing yonif itu, yaitu Yonif 801 diperkuat 691 prajurit yang 450 orang di antaranya didatangkan dari Kodam III/Siliwangi dan 150 orang dari Kodam I/Bukit Barisan, kemudian Yonif 802 diperkuat juga oleh 691 prajurit yang 350 di antaranya didatangkan dari Kodam Jaya, 150 orang dari Kodam II/Sriwijaya, dan 100 orang dari Kodam Iskandar Muda.
BACA JUGA:Peran BUMN Atasi Stunting dalam Program Makan Bergizi Gratis