Urgensi Satgas Pengadaan Gabah atau Beras Petani

Petani di Samarinda, Kalimantan Timur saat memanen padi dan langsung merontokkan dengan mesin perontok--(ANTARA/Hanivan Ma,ruf)

Pertanyaannya, mengapa surat keputusan itu baru dikeluarkan sekarang setelah muncul indikasi Perum Bulog kalah gencar dibandingkan langkah yang ditempuh para bandar, pengepul, tengkulak, penggilingan beras, dan pengusaha gabah/beras di lapangan.

Turunnya produksi beras secara nasional  ditambah dengan besarnya impor beras yang ditempuh, tentu saja membuat gabah/beras menjadi komoditas seksi dan banyak dicari berbagai kalangan.

Bukan hanya Perum Bulog yang mencari gabah/beras, kalangan bandar, pengepul, tengkulak, penggilingan padi, dan pengusaha gabah/beras pun tak mau kalah untuk berlomba mencari dan menyerap gabah/beras petani. Semua bersaing dengan cara dan gaya masing-masing.

BACA JUGA:Pak Menteri Tolong Jangan Ganti Kurikulum Lagi Yaa...!!!

Banyak bukti menunjukkan bahwa dalam persaingan mencari gabah petani, Perum Bulog umumnya kalah lincah dibandingkan dengan bandar atau pengepul.

Belum lagi di antara bandar/pengepul telah terjalin suasana kebatinan yang mendalam dengan petani. Bagi petani bandar/pengepul inilah sesungguhnya yang menjadi sahabat sejatinya.

Bandar/pengepul selalu hadir di tengah kesusahan hidup petani. Ikatan emosional inilah yang tidak dimiliki Perum Bulog. Selama ini, kehadirannya hanya untuk mencari gabah/beras.

Akibatnya, jika para petani lebih rela menjual hasil panennya kepada bandar atau pengepul ketimbang ke Perum Bulog karena kedekatan secara personal yang lebih kuat.

Salah satu pertimbangannya, tentu bukan hanya di antara mereka telah terjalin hubungan kemanusiaan yang saling membutuhkan, tapi ada juga di antara para petani yang ingin membalas budi baik para bandar dan pengepul, sebagai dewa penolong kehidupan para petani di kala susah. Hubungan emosional inilah yang tidak terjalin baik antara Perum Bulog dan petani.

Ketika ada keinginan dan kebutuhan Perum Bulog untuk menyerap gabah/beras petani setinggi-tingginya untuk mengokohkan cadangan beras Pemerintah, maka secara faktual Perum Bulog bakal mengalami kesulitan.

BACA JUGA:Menguatkan Mitigasi dan Kesiapsiagaan Guna Antisipasi Bencana

Perum Bulog kemungkinan besar akan kalah jika harus bersaing dengan bandar, pengepul, atau tengkulak yang memiliki keakraban khusus dengan petani.

Itu sebabnya, pendekatan bersahabat dengan bandar, pengepul, dan tengkulak, penting untuk ditempuh Perum Bulog. Bukan menjadikannya sebagai pesaing.

Tidak gampang bagi Perum Bulog untuk menyerap gabah/beras petani pada saat panen raya musim tanam April 2024--September 2024. Terlalu banyak masalah yang harus dihadapinya.

Namun begitu, semua patut optimistis jika untuk musim tanam April--September 2024, hasilnya akan lebih baik ketimbang musim tanam sebelumnya, selama beragam masalah yang mengadang dapat ditangani secara lebih cerdas lagi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan