Senin, 06 Jan 2025
Network
Beranda
Terkini
Babel Raya
Belitong Raya
Beltim Raya
All Sport
Politik
Nasional
Kombis
Ekonomi
Disway
Derap Nusantara
Lainnya
Kesehatan
Life Style
Opini
Network
Beranda
Disway
Detail Artikel
Lukisan Aktivis
Reporter:
Dahlan Iskan
|
Editor:
Yudiansyah
|
Kamis , 26 Dec 2024 - 15:08
Dahlan Iskan--
lukisan aktivis bukan baru sekali ini pameran lukisan yos suprapto diberedel. pembredelan pertama dulu justru membuat yos kaya raya. namanya melejit. semua lukisannya laku. "sampai saya bisa beli tanah dan rumah di australia," kata yos. saya berbicara panjang dengan pelukis yos suprapto kemarin siang. ia lagi di rumahnya di kaliurang, yogyakarta. sudah 15 tahun yos tinggal di lereng gunung merapi. ia menjadi aktivis lingkungan di sana. ternyata bukan hanya lima lukisan yang dilarang ditampilkan di pameran di galeri nasional jakarta pekan lalu –seharusnya sampai 19 januari depan. setelah lima lukisan dilarang masih tambah satu lagi. karena itu yos memutuskan untuk membatalkan pameran. heboh. beredarlah lima lukisan yang dilarang tampil. masyarakat yang tidak peduli lukisan pun jadi tahu. yos marah: mengapa karya seninya dinilai dengan kacamata politik. jokowi di lukisan itu, katanya, adalah akar persoalan dari keseluruhan tema pameran yang dipamerkan: kebangkitan tanah untuk kedaulatan pangan. yos lahir di surabaya –sampai lulus smpn 4. lalu menyelesaikan sma di bandung. saat kuliah ia pilih jadi mahasiswa seni lukis di akademi seni rupa indonesia (asri) yogyakarta -–sekarang jadi institut seni indonesia, isi. di isi yogya, yos jadi aktivis mahasiswa. puncaknya adalah gerakan anti jepang, malari. di jakarta terjadi bakar-bakar produk jepang. di surabaya, bandung, dan yogya, mahasiswa juga bergerak. salah satu tokoh mahasiswa yang diincar untuk ditangkap adalah yos. teman-temannya minta yos menghilang. ia pergi ke bali. baca juga:bendungan hasto di bali, yos mendapat koneksi yang akan mengubah jalan hidupnya. sebagaimana tokoh mahasiswa lainnya, yos merasa lebih bermanfaat kalau pergi ke luar negeri –kuliah di luar negeri. yos dapat hubungan untuk kuliah di australia. yakni di salah satu universitas di queensland bagian utara. ia tidak lagi meneruskan ilmu seni lukis. di queenaland ia ambil ilmu sosial. "saya ingin mengetahui masalah sosial yang begitu berat di indonesia", katanya. di queensland itu ia punya teman baik. orang australia. si teman adalah seorang geolog yang unik. ia merasa bersalah mengapa mendalami geologi yang ujung-ujungnya justru untuk merusak bumi. sejak itu si teman membeli tanah 100 hektare di bagian utara australia. ia berkebun. ia menghidupkan tanah mati menjadi tanah subur: lewat biodynamic –hasil penelitiannya sendiri. di tanah 100 hektare itu si teman menanam segala macam buah dan holtikultura. yos diajak aktif di pertanian di situ. yos ikut mendalami tata cara menghidupkan tanah mati. jadilah yos seorang aktivis bumi. ia ikut menyadari bahwa bumi kita ini sekarang lagi sakit. terlalu banyak pupuk kimia dicekokkan ke bumi. jadi pupuk sekaligus racun. lama-lama racunnya yang menang: tanah pertanian kita pun mati. selain dapat ilmu menghidupkan tanah, yos dapat istri di australia. wanita berdarah lebanon. punya satu anak. selama di australia yos tetap melukis. ia menuangkan kecintaan pada bumi dan pertanian di kanvas lukisan. suatu saat yos dapat kontrak untuk pemeran tunggal di australia. juga di galeri nasional. di sana tiap daerah punya galeri nasional. menurut rencana, dari satu galeri nasional, lukisan yos akan dipamerkan di galeri nasional lainnya di seluruh negeri. tapi pameran pertamanya langsung heboh. satu lukisannya dilarang dipamerkan. media di sana mem-blow-up pembredelan itu. nama yos langsung top. lukisannya diborong kolektor. "saya jadi kaya raya," katanya. lukisan yang dibredel itu dinilai terlalu mengandung erotika. menurut yos, alam tropis seperti indonesia itu sendiri sudah sangat erotik. apalagi wanitanya. "erotika tropis itu erotik banget", katanya. yos bercerai. ia kembali ke indonesia. ia beli tanah di kaliurang. di situ yos mempraktikkan biodynamic. "tentu saja saya sesuaikan dengan iklim tropis," katanya. yos tidak hanya marah karena lukisannya dilihat dari kacamata politik. ia juga marah melihat bumi kita yang kesakitan. lewat lukisan yos ingin menyadarkan bahwa semua orang harus tahu: bumi kita lagi kesakitan. "kalau penyadaran lewat tanah pertanian saya yang di kaliurang terlalu lambat," katanya. lewat lukisan bisa lebih cepat. yos tampak sehat. rambutnya sudah putih semua tapi badannya segar. di kaliurang ia hidup dengan istrinya: asli yogya. mereka punya tiga anak. waktu muda yos jadi aktivis mahasiswa di yogya. di masa tuanya masih jadi aktivis bumi. juga di yogya. jiwa aktivis memang tidak bisa mati –hanya kadang-kadang ada yang lupa lalu menjadi bagian dari pembredelan aktivis itu sendiri. (dahlan iskan)
1
2
3
»
Tag
# yos suprapto
# lukisan aktivis
# catatan dahlan iskan
# dahlan iskan
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Belitong Ekspres 27 Desember 2024
Berita Terkini
PSSI Siapkan Kontrak 2 Tahun untuk Pelatih Baru Timnas Indonesia
All Sport
11 menit
Erick Thohir Ungkap Alasan Shin Tae-yong Dipecat Sebagai Pelatih Timnas
All Sport
25 menit
DJP Ungkap Potensi Penerimaan Negara Rp3,5 Triliun dari Pajak Barang Mewah
Ekonomi
33 menit
PSSI Pecat Shin Tae-yong, Digantikan dengan Pelatih Asal Belanda
All Sport
1 jam
Kemenag Usulkan Biaya Haji Rp55,5 Juta Per Jemaah, Turun Rp10 Juta dari Usulan Awal
Nasional
1 jam
Berita Terpopuler
Meja Goyang Timah Ilegal di Jalan Kerjan Belitung Beli Harga Tinggi, Aman Tak Tersentuh Hukum?
Belitong Raya
18 jam
Kasus Timah Ilegal 17 Ton: Polres Belitung Belum Tetapkan Tersangka, Pemilik Masih Misteri
Belitong Raya
19 jam
Kabarnya Shin Tae-yong Dipecat Sebagai Pelatih Timnas Indonesia, Benarkah?
All Sport
18 jam
OJK Tetapkan Syarat Minimal Penghasilan untuk Ajukan Pinjaman Online
Ekonomi
21 jam
Rayakan Ulang Tahun ke-6, Swiss-Belresort Belitung Tawarkan Paket Spesial 'Run & Stay'
Kombis
18 jam
Berita Pilihan
Kabarnya Shin Tae-yong Dipecat Sebagai Pelatih Timnas Indonesia, Benarkah?
All Sport
18 jam
Meja Goyang Timah Ilegal di Jalan Kerjan Belitung Beli Harga Tinggi, Aman Tak Tersentuh Hukum?
Belitong Raya
18 jam
Kasus Timah Ilegal 17 Ton: Polres Belitung Belum Tetapkan Tersangka, Pemilik Masih Misteri
Belitong Raya
19 jam
Sistem Tilang Poin 2025: Aturan Baru yang Mengancam Pencabutan SIM, Begini Cara Kerjanya
Nasional
1 hari
Waspada Virus Baru HMPV Merebak di China, Indonesia Tingkatkan Langkah Antisipasi
Nasional
1 hari