Menteri BUMN Erick Thohir Sebut Indonesia Siap Dirikan Bank Emas
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ditemui usai menghadiri acara Yayasan BUMN di Jakarta, Rabu (11/12/2024). -Maria Cicilia Galuh-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa Indonesia siap untuk mendirikan bank emas atau bullion bank, terutama setelah negara ini berhasil memproduksi emas batangan sendiri.
Erick menjelaskan bahwa kesiapan ini didukung oleh kolaborasi antara PT Antam Tbk dan PT Freeport Indonesia yang kini dapat mengolah emas batangan di dalam negeri.
“Selama ini, banyak bahan baku kita yang diekspor, namun sekarang kita sudah bisa memprosesnya di tanah air,” kata Erick dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada Rabu. Ia menambahkan bahwa kemitraan antara Freeport dan Antam akan menghasilkan cadangan emas yang cukup untuk dijadikan tabungan bagi masyarakat.
Kementerian BUMN juga akan mengadakan pembicaraan dengan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi tabungan emas. “Kita perlu duduk bersama BSI untuk mempercepat proses ini,” ujar Erick.
BACA JUGA:Wamenag dan KASAD Bertemu Bahas Penambahan Petugas Haji dari TNI
BACA JUGA:Yusril Sebut KUHP Baru 2026 Lebih Sejalan dengan Filosofi Hukum di Masyarakat
Kerja sama antara Antam dan Freeport diharapkan dapat menghemat devisa hingga Rp200 triliun, mengingat sebelumnya Antam harus mengimpor bahan baku emas batangan. Dengan sinergi ini, diharapkan tercipta kesejahteraan bagi masyarakat serta penghematan yang signifikan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rencana untuk mengajukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dijadikan bank emas.
“Ini adalah langkah awal bagi beberapa bank untuk menjadi bank emas batangan. Saya mengusulkan kepada OJK agar BRI, sebagai holding Pegadaian, dan BSI dapat berperan sebagai bank emas di Indonesia. Kita tahu bahwa emas merupakan investasi yang aman saat krisis,” ungkap Airlangga pada 9 Desember.
Airlangga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan emas yang substantial, dengan PT Pegadaian menyimpan sekitar 70 ton emas. Namun, hingga kini, stok emas ini hanya dicatat sebagai tonase dan belum tercantum dalam neraca keuangan bank.
BACA JUGA:Kemenkomdigi Ikut Rancang Kurikulum Koding untuk Sekolah Dasar dan Menengah
BACA JUGA:Menteri PANRB Terbitkan Aturan Baru, Pengelolaan Konflik Kepentingan untuk ASN
“Di negara lain, seperti Singapura, emas sudah dimasukkan ke dalam neraca bank, memberikan nilai tambah yang signifikan,” ujarnya. Sayangnya, di Indonesia, emas masih sering dikelola sebagai bahan mentah tanpa pengolahan yang maksimal.
Dengan potensi dan rencana yang ada, Indonesia berpeluang untuk menjadi pemain utama dalam industri perbankan emas, meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi nasional, serta memberikan manfaat bagi masyarakat. (ant)