Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Papatonk, Kerupuk Udang 'Made in Indonesia' untuk Pasar China

Suprapto Santoso, CEO United Harvest China Co., Ltd perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan kerupuk udang "Papatonk" di China-Desca Lidya Natalia-ANTARA

"Waktu itu kami pernah buat tema Bunaken di supermarket dengan menampilkan 2000-an produk yang semuanya destinasi wisata Bunaken untuk meningkatkan exposure Bunaken, apalagi saat ini ada penerbangan langsung dari Guangzhou ke Manado," kata Suprapto.

Terakhir di berencana bekerja sama dengan maskapai "China Southern Airlines" menjadikan Papatonk sebagai salah satu makanan yang ditawarkan kepada penumpang pesawat.

Strategi ke depan

Pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, itu juga menyebu perusahaanya akan beradaptasi dengan dinamika pasar yang berubah sangat cepat, termasuk kondisi Generasi Z dalam 5-10 tahun yang menjadi pilar utama ekonomi di seluruh dunia.

BACA JUGA:Jerit Pilu Pekerja Migran Indonesia Masih Terdengar di Malaysia

"Kami akan mengeluarkan produk-produk yang berkiblat kepada kesehatan. Misalnya dengan mempertimbangkan ulang portion control per kemasan mengingat di China, konsumen kami 70 persen adalah perempuan dan mereka sangat sadar pentingnya kesehatan. Jadi mereka tetap ingin 'snacking' dengan porsi yang terkontrol," tambah Suprapto.

Selanjutnya konsumen juga memperhatikan kadar gula, kadar minyak, kadar sodium hingga memilih produk yang menggunakan saturated fat rendah atau bahkan unsaturated fat yang berasal dari avocado oil, coconut oil atau olive oil. 

"Jadi, ke depan arahnya kami akan mengembangkan produk untuk generasi baru dengan kesadaran kesehatan mereka, harus ke arah sana," ungkap Suprapto.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Suprapto dan timnya karena pabrik kerupuk udang sepenuhnya berada di Indonesia yang kesadaran bahan makanan sehatnya belum terbangun sehingga sulit untuk mencari bahan mentahnya dan kalau pun ada harganya sangat mahal.

"Papatonk", kata Suprapto, juga siap untuk bekerja sama dalam bentuk private labelling maupun co-branding dengan perusahaan makanan lain dari Indonesia karena untuk masuk ke industri makanan minuman di China sangat sulit.

BACA JUGA:Hidup Berubah Cerah Karena Kopi

Private labelling adalah ketika suatu produk dibuat oleh satu perusahaan, tetapi dijual dengan merek perusahaan lain sedangkan co-branding; merupakan kerja sama dua merek berbeda yang menaruh nama mereka pada satu produk.

"Saat ini Papatonk membawa produk makanan lain ke perusahaan dan membuka pintu private labelling dengan rekanan perusahaan Indonesia yang punya segmen makanan berbeda tapi mau berada di bawah merek kami, karena di China kami sudah punya distribusi lengkap baik di supermarket, maupun e-commerce dan specialty channel line'" kata Suprapto.

Produk-produk "Papatonk" secara daring dapat ditemukan di jaringan Tmall, Taobao, JD, Xiaohongsu, Daoyin, Kuaishou dan platform lainnya, sedangkan "offline" ada supermarket-supermarket level A, level B dan J plus bahkan sudah masuk ke supermarket China bagian barat seperti Gansu, Ningxia, Qinghai, Xinjiang, termasuk kota Kashgar yang menjadi pintu ke pasar Asia Tengah seperti Kazakhstan, Turkmenistan, dan Tajikistan.

Tak hanya kerupuk udang, produk "Papatonk" pun telah berkembang ke keripik singkong, keripik kentang, ubi, wafer, biskuit, kopi hingga snack noodle.

Suprapto mengakui saat ini sudah mulai ada pemain baru yang bermunculan di subkategori kerupuk udang dan bukan hanya dari produsen China sendiri tapi juga negara lain seperti Korea Selatan, Malaysia, Vietnam hingga Thailand.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan