Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Prudensi Keuangan Negara dalam Menjaga Kedaulatan Ekonomi

Ilustrasi - Seorang warga memperlihatkan uang rupiah-Andri Saputra-ANTARA FOTO

Kebijakan fiskal yang prudent terbukti memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Data BPS menunjukkan tingkat kemiskinan pada Maret 2025 turun menjadi 9,0 persen, terendah dalam satu dekade terakhir. Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh bantuan sosial, tetapi juga oleh penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor produktif.

Program padat karya, dukungan UMKM, serta insentif pajak untuk investasi domestik menjadi motor penggerak utama pengurangan kemiskinan. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,8 persen, didorong oleh meningkatnya kegiatan ekonomi digital dan manufaktur.

BACA JUGA:Sentuhan Panas Bumi Menyajikan Kopi Kamojang hingga Mendunia

Dalam laporan Indonesia Economic Prospects yang diterbitkan Bank Dunia pada Mei 2025, disebutkan bahwa disiplin fiskal yang diterapkan Indonesia menjadi faktor kunci dalam menjaga kepercayaan investor. Pengelolaan belanja yang transparan dan terukur membuat ekonomi domestik lebih tangguh menghadapi guncangan eksternal.

Bahkan, peringkat sovereign credit rating Indonesia tetap stabil di level BBB dengan outlook positif menurut Fitch Ratings dan Standard & Poor’s. Ini mencerminkan keyakinan pasar internasional terhadap kredibilitas fiskal pemerintah.

Pilar utama

Kedaulatan ekonomi tidak hanya bergantung pada kemampuan memproduksi barang di dalam negeri, tetapi juga pada kemandirian fiskal. Kementerian Keuangan telah menjalankan reformasi struktural untuk memperkuat fondasi tersebut. Salah satunya adalah penerapan Medium-Term Fiscal Framework (MTFF) yang memastikan kesinambungan kebijakan antarperiode pemerintahan.

Melalui kerangka ini, setiap rencana belanja negara harus disesuaikan dengan proyeksi pendapatan dan kapasitas fiskal jangka menengah, sehingga mengurangi risiko defisit yang tidak terkendali.

Riset yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) tahun 2025 menemukan bahwa penerapan MTFF meningkatkan konsistensi antara perencanaan dan realisasi anggaran hingga 92 persen, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang hanya 80 persen.

BACA JUGA:Bank Indonesia Gerakkan Roda Ekonomi Papua Pegunungan

Hasil ini menunjukkan bahwa tata kelola fiskal Indonesia semakin kredibel dan terukur. Selain itu, upaya memperkuat penerimaan negara dari sektor digital economy dan green economy menjadi langkah strategis dalam memperluas basis fiskal di masa depan.

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dalam riset internalnya menyebutkan bahwa digitalisasi perpajakan dan integrasi data keuangan lintas sektor mampu menekan kebocoran penerimaan hingga 15 persen dalam dua tahun terakhir. Langkah ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkuat keadilan fiskal karena wajib pajak besar tidak lagi bisa menghindar dari kewajiban.

Tantangan ke depan

Keberhasilan fiskal yang diraih tidak membuat masyarakat berhenti berharap. Publik menginginkan agar Kementerian Keuangan terus menjaga integritas, profesionalisme, dan transparansi dalam setiap kebijakan.

Survei Katadata Insight Center (2025) menunjukkan bahwa 84 persen responden percaya kebijakan fiskal pemerintah berperan penting dalam menjaga stabilitas harga dan lapangan kerja. Namun, mereka juga berharap agar arah kebijakan ke depan lebih menitikberatkan pada pemerataan ekonomi dan penguatan ekonomi daerah.

Transformasi hijau menjadi tantangan baru. Dunia sedang bergerak menuju ekonomi rendah karbon, dan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin di kawasan.

BACA JUGA:Small Click To Bigger KLIC: Dari Selatan Korea untuk Semangat Berkarya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan