Fintech, AI, dan Perlindungan Konsumen di Era Keuangan Inklusif
Dalam Indonesia Digital Bank Summit (IDBS) 2025 yang digelar Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) di Jakarta pada 19 Agustus 2025 dibahas mengenai pentingnya kolaborasi lintas sektor demi memperkuat fondasi kepercayaan publik terhadap sistem keuangan digit-AFTECH-ANTARA/HO
Pandu memaparkan tiga fokus utama tahun ini mencakup penguatan ketahanan siber dan pencegahan penipuan berbasis intelijen bersama, perancangan produk keuangan yang lebih inklusif bagi UMKM dan masyarakat underserved, serta pembentukan arsitektur kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan.
Pandu menekankan bahwa keuangan digital yang terpercaya akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang aman, adil, dan berkelanjutan.
BACA JUGA:Berapa Persentase Ideal Cadangan Beras Pemerintah?
Dengan kerja sama erat antara bank, fintech, regulator, dan sektor riil, target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen bukanlah angan-angan, melainkan visi yang bisa dicapai melalui sinergi strategis.
Sementara itu Wakil Ketua Umum II AFTECH Budi Gandasoebrata turut menyoroti tiga pilar penting dalam membangun ekosistem keuangan digital yang sehat.
Pilar pertama adalah regulasi dan pengawasan adaptif berbasis risiko agar inovasi teknologi tidak mengorbankan keamanan.
Pilar kedua adalah pemanfaatan teknologi seperti AI dan open finance dengan tata kelola yang akuntabel.
Dan pilar ketiga, yang tak kalah penting, adalah edukasi publik dan kampanye anti-penipuan digital secara masif dan terintegrasi.
Budi menegaskan kolaborasi lintas sektor dibutuhkan agar kepercayaan publik terhadap keuangan digital tetap kokoh, sebab kepercayaan adalah fondasi yang menentukan keberhasilan seluruh ekosistem.
BACA JUGA:Wujudkan Ketahanan Pangan Dimulai dari Pekarangan Rumah
Pada kesempatan yang sama juga dibahas tentang peran penting keuangan digital dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan ekonomi nasional.
Tantangan utama UMKM di Indonesia meliputi keterbatasan akses pasar, pembiayaan, dan literasi keuangan.
Untuk menjawab hal ini, perbankan dan fintech sepakat membangun ekosistem digital yang memungkinkan penilaian kredit berbasis data transaksi elektronik.
Inovasi ini memungkinkan pelaku UMKM underbanked untuk mendapatkan akses pembiayaan melalui credit scoring berbasis data digital.
Perusahaan penyedia gerbang pembayaran dan pemeringkat kredit memainkan peran vital dalam menyediakan data dan infrastruktur yang mendukung perbankan untuk memberikan layanan inklusif.