Kasus Beras Oplosan Kian Marak, Ini Cara Membedakan Beras Premium Asli dan Palsu
Ilustrasi: Cara membedakan beras premium asli dan palsu alias oplosan--(Antara)
JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM – Modus kejahatan di Indonesia tampaknya kian merambah ke segala lini, termasuk ke ranah kebutuhan pokok masyarakat. Yaitu, beras premium oplosan.
Tak hanya praktik korupsi atau penipuan digital, kini publik juga dihadapkan pada ancaman serius dalam urusan pangan, yakni beras premium yang dioplos dengan kualitas lebih rendah.
Kondisi ini jelas mengkhawatirkan, sebab beras merupakan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia. Masyarakat pun terkejut saat mengetahui bahwa beras berlabel "premium" ternyata bisa saja berisi beras medium atau bahkan kualitas di bawahnya.
Yang membuat lebih ironis, beras oplosan ini dijual dengan harga premium yang tinggi. Kekhawatiran bertambah karena masyarakat awam tentu sulit membedakan beras asli dan beras oplosan.
BACA JUGA:Beras Premium Tak Bisa Dinilai dari Tampilan, Ini Cara Valid Cek Mutunya
Tak mungkin pula konsumen membongkar jahitan karung beras terlebih dahulu saat hendak membelinya. Dari sinilah pentingnya peran aktif pemerintah dan otoritas pangan dalam melakukan pengawasan sejak dari hulu hingga ke distribusi.
Lantas, bagaimana cara membedakan beras premium asli dengan yang oplosan alias palsu?
Patahan Butir Beras Jadi Kunci
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan bahwa tingkat patahan butir atau broken menjadi indikator utama untuk menilai keaslian beras premium.
Semakin sedikit patahan dalam beras, maka semakin tinggi kualitasnya. Hal ini ia sampaikan usai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang juga membahas isu pangan nasional.
BACA JUGA:212 Merek Beras Diduga Bermasalah, DPR Minta Pemerintah Tegas Usut Produsen Oplosan
“Jadi pertama, lihat dari broken-nya. Kedua, itu kelihatan utuh. Kadar airnya juga kecil, maksimal 14 persen,” ujar Menteri Amran seperti dilansir dari Antara, Jumat (18/7/2025).
Menurutnya, beras premium seharusnya didominasi oleh butiran beras yang utuh, berwarna putih mengilat, tidak berbau apek, serta memiliki tekstur padat namun tidak terlalu keras.
Kadar air yang rendah juga menjadi salah satu ciri bahwa beras tersebut dikeringkan dengan benar, sehingga lebih tahan lama.