Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Kasus Beras Oplosan Kian Marak, Ini Cara Membedakan Beras Premium Asli dan Palsu

Ilustrasi: Cara membedakan beras premium asli dan palsu alias oplosan--(Antara)

Senada, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa kadar patahan (broken percentage) adalah pembeda utama antara beras premium dan beras medium.

Apabila patahan mencapai angka 25 persen, maka besar kemungkinan beras tersebut adalah beras medium, bukan premium.

BACA JUGA:Mentan Ungkap Modus Curang: Beras Curah Dijual Premium, Bukan Oplosan

“Kalau patahannya sudah seperempat atau 25 persen, berarti bukan premium lagi. Premium itu harus didominasi butir utuh. Label di kemasan bisa menipu, tapi isi tidak bisa disembunyikan,” tegas Arief.

Harga Juga Bisa Jadi Petunjuk

Selain dari tampilan fisik, masyarakat juga bisa mengidentifikasi jenis beras dari harganya. Arief menyebutkan bahwa beras premium umumnya dijual di kisaran Rp14.000 hingga Rp16.000 per kilogram, tergantung lokasi dan merek.

Sementara itu, beras medium biasanya dibanderol dengan harga sekitar Rp12.000 per kilogram. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tak semua harga tinggi menjamin kualitas premium.

Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya memeriksa label mutu serta memperhatikan informasi komposisi yang tertera pada kemasan.

BACA JUGA:Mentan Pastikan Tindak Tegas Praktik Beras Oplosan, Potensi Kerugian Capai Rp99 Triliun

Acuan Mutu Berdasarkan Regulasi Resmi

Untuk memudahkan masyarakat, Bapanas telah mengatur standar mutu beras melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 tentang Persyaratan Mutu dan Label Beras.

Regulasi ini mencakup detail parameter mutu beras untuk kategori premium, medium, submedium, dan pecah (broken rice).

Beberapa indikator utama yang digunakan untuk menentukan mutu beras antara lain mencakup derajat sosoh yang wajib minimal 95 persen untuk semua kategori beras.

Kadar air juga menjadi faktor krusial dan ditetapkan tidak boleh melebihi 14 persen, baik untuk beras premium, medium, submedium, maupun pecah.

Selanjutnya, kandungan butir menir atau serpihan beras sangat kecil memiliki batas yang berbeda-beda tergantung pada jenis berasnya. Semakin rendah kualitas beras, maka batas toleransi butir menir akan semakin tinggi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan