Sidang Korupsi Timah: Harvey Moeis Masih Tetap 'Pasang Badan', Meski Terus Didesak

Minggu 08 Dec 2024 - 22:23 WIB
Reporter : Yudiansyah
Editor : Yudiansyah

Harvey lalu membalas pesan tersebut. "Siap Pak Dir, saya rasa sekarang akan lebih kelihatan siapa yang commit dan siapa yang tidak. Dan kalau ketahuan, harus siap menanggung konsekuensinya, terutama dengan adanya wasit baru dari Jakarta." 

Jaksa pun meminta penjelasan. "Saudara jelaskan, siapa yang saudara maksud dengan wasit dari Jakarta?"

Hakim Ketua, Rianto Adam Pontoh, lalu mengingatkan Harvey Moeis, "Ini di WA saudara ya, saudara harus jujur," kata Pontoh.

Harvey menjawab. "Izin Yang Mulia, saya sempat diperlihatkan percakapan ini. Saya berusaha mengingat-ingat apa maksud saya menyebut wasit itu. Saya juga sudah lupa, Yang Mulia."

JPU pun kembali memberikan cecaran. "Masa saudara tidak tahu apa yang saudara tulis?" tanya JPU. "Karena saat itu kami berusaha mencari solusi untuk membantu PT Timah, Pak," jawab suami aktris Sandra Dewi ini.

BACA JUGA:Pengadilan Tipikor Vonis Bebas Anak Bos Timah dari Tuntutan 16 Tahun Penjara

Pontoh kemudian menengahi. "Maksud saudara dengan wasit itu apakah orang berpengaruh di Jakarta? Apakah dia pengusaha besar yang berpengaruh, atau aparat penegak hukum? Apa yang saudara maksud dengan wasit itu?"

"Saya tidak bisa mengonfirmasi, Yang Mulia," jawab Harvey Moeis.

Pontoh kembali bertanya, apakah wasit itu seorang pengusaha atau pejabat yang berpengaruh. Menurut Pontoh, hanya dua pihak itu yang bisa disebut wasit karena berkaitan dengan masalah harga.

"Saudara jujur saja!" tegas Pontoh.

Harvey sempat terdiam sejenak. Pontoh kembali menekan. "Wasit itu orang atau apa? Wasit kan pengadil, penentu," tanyanya.

"Betul," jawab Harvey Moeis.

BACA JUGA:Sidang Korupsi Timah: Jadwal Vonis Harvey Moeis Cs Sebelum Natal 2024

Kemudian Harvey menjelaskan, "Kalau pengusaha rasanya tidak, Pak, karena grup ini... eh, inisiasinya adalah perpanjangan tangan dari pemerintahan, sepertinya wasitnya adalah beliau-beliau, Pak."

"Apa? Penguasa? Pejabat?" tanya Pontoh.

Harvey tetap berkukuh menjawab tidak tahu, "Saya sudah lupa alasan saya ngomong begitu, Pak."

Kategori :