Di sisi lain, KPAI juga mendorong Kepulauan Babel untuk menjadi provinsi percontohan yang ramah terhadap anak disabilitas karena dinilai sudah baik.
Anggota KPAI Diyah Puspitarini menyampaikan bahwa pelayanan dan perlindungan anak berkebutuhan khusus di Babel sudah menunjukkan perkembangan yang sangat positif.
“Kami ingin Babel menjadi contoh bagi provinsi lainnya dalam hal perlindungan anak disabilitas,” ujar Diyah.
Salah satu hal yang patut diapresiasi adalah pelayanan bagi anak autis yang sudah sangat baik. Babel memiliki Pusat Layanan Autis yang tidak hanya lengkap tetapi juga gratis, menjadikannya satu-satunya fasilitas semacam ini di Indonesia.
BACA JUGA: Polres Belitung Kembali Ringkus Pengedar Narkotika, Milik Narapidana Lapas Pangkalpinang?
“Baru-baru ini kami mengunjungi Pusat Layanan Autis di Kompleks Perkantoran Gubernur Babel, dan fasilitas yang ada di sana sudah sangat baik. Ini adalah fasilitas yang sangat mendukung anak-anak autis,” lanjutnya.
Selain itu, sekolah luar biasa (SLB) di Babel juga mendapatkan pujian karena menyediakan fasilitas asrama untuk anak-anak berkebutuhan khusus, yang belum ada di banyak provinsi lain.
Fasilitas asrama ini sangat penting untuk membantu anak-anak disabilitas yang tinggal jauh dari sekolah, agar mereka tetap bisa mendapatkan pendidikan dengan baik.
“SLB di Babel memiliki asrama, yang menjadi solusi penting bagi anak-anak disabilitas agar bisa mengikuti pendidikan tanpa terkendala jarak,” ujar Diyah.
BACA JUGA:Anak Bos Timah Dituntut 16 Tahun Dinilai Berlebihan, Pengacara Seret Dua Nama Lain
Melihat perkembangan ini, KPAI berharap Babel bisa terus menjadi tempat yang ramah bagi anak-anak disabilitas, memberikan mereka kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.