BELITONGEKSPRES.COM - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP, Mufti Aimah Nurul Anam, mengkritik rencana investasi Apple di Indonesia, terutama setelah penolakan terhadap penjualan iPhone 16 Series.
Mufti menganggap nilai investasi yang diberikan Apple terbilang kecil, sekitar 10 juta dolar AS (setara Rp 157 miliar), dan tidak sebanding dengan permintaan perusahaan tersebut untuk mendapatkan fasilitas tax holiday selama 50 tahun sebagai syarat pembangunan pabrik di Indonesia.
“Investasi sekecil itu tidak sebanding dengan keuntungan yang diminta. Kalau memang hanya main-main, lebih baik dibatalkan saja,” tegas Mufti dalam keterangan resminya, Jumat 8 November.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi ponsel pintar secara mandiri, yang akan lebih bermanfaat bagi perekonomian domestik dan mendorong penggunaan produk lokal.
BACA JUGA:Biaya Ekspor Tinggi, India Kurangi Impor Sawit dari Indonesia dan Beralih ke Sawit Malaysia
BACA JUGA:Mentan Bersama Menteri PU Percepat Swasembada Pangan Melalui Kolaborasi Strategis
Sementara itu, Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics (INDEF), Tauhid Ahmad, memberikan pandangan berbeda.
Menurutnya, pembangunan pabrik Apple di Indonesia dapat menegaskan komitmen perusahaan tersebut untuk berinvestasi dalam jangka panjang.
"Pembangunan pabrik lebih penting daripada pusat pelatihan, karena pabrik akan memberikan dampak langsung bagi ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta transfer teknologi," ujar Tauhid.
Tauhid juga menilai bahwa jika Apple berani berinvestasi dalam bentuk pabrik di Indonesia, hal itu akan memperkuat kepercayaan terhadap iklim investasi di tanah air. "Pabrik adalah bentuk nyata dari komitmen perusahaan, yang akan menciptakan banyak manfaat bagi masyarakat," tambahnya.
BACA JUGA:PP Nomor 47 Tahun 2024 Berikan landasan Hukum bagi Bank untuk Penghapusan Tagihan
BACA JUGA:Ekonom Soroti Dampak Kemenangan Trump di Pilpres AS Terhadap Rupiah dan Ekonomi Indonesia
Sementara itu, Apple dilaporkan berencana membangun pabrik di Bandung yang akan fokus pada produksi aksesoris untuk produk-produk Apple.
Keputusan ini menunjukkan bahwa meski menghadapi tantangan terkait kebijakan investasi, Apple tetap melanjutkan ekspansi di pasar Indonesia. (dis)