Biaya Ekspor Tinggi, India Kurangi Impor Sawit dari Indonesia dan Beralih ke Sawit Malaysia

Jumat 08 Nov 2024 - 19:34 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - India telah mulai mengurangi ketergantungannya pada impor minyak sawit dari Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena tingginya biaya yang harus dikeluarkan. 

Penurunan ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif The Solvent Extractors’ Association of India, BV Mehta, pada konferensi Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) ke-20 di Nusa Dua, Bali, pada Jumat, 8 November.

Mehta mengungkapkan bahwa proporsi impor minyak sawit dari Indonesia mengalami penurunan tajam, dari 68 persen menjadi 52 persen. Sementara itu, impor minyak sawit India dari Malaysia justru meningkat dari 24 persen menjadi 37 persen.

Menurut Mehta, tingginya biaya levy atau biaya perdagangan untuk minyak sawit dari Indonesia menjadi faktor utama dalam perubahan ini. Di sisi lain, Malaysia menawarkan biaya ekspor yang lebih rendah, yang membuat negara tersebut lebih kompetitif di pasar India.

BACA JUGA:Mentan Bersama Menteri PU Percepat Swasembada Pangan Melalui Kolaborasi Strategis

BACA JUGA:PP Nomor 47 Tahun 2024 Berikan landasan Hukum bagi Bank untuk Penghapusan Tagihan

"Keputusan ini jelas menguntungkan Malaysia, sementara Indonesia kehilangan sebagian pasar ekspor minyak sawitnya di India akibat biaya yang tinggi," jelas Mehta.

India sendiri merupakan konsumen utama minyak sawit dengan konsumsi tahunan mencapai 9,2 juta ton, yang setara dengan 37,6 persen dari total kebutuhan minyak goreng negara tersebut. Minyak kedelai berada di peringkat kedua dengan konsumsi sebesar 5,25 juta ton atau sekitar 21 persen dari total kebutuhan.

Hal ini menjadikan India sebagai salah satu pengimpor terbesar minyak sawit dunia, meskipun produksi domestiknya hanya mencapai 329 ribu ton pada periode 2022-2023, yang belum mampu memenuhi permintaan pasar dalam negeri. (jpc)

Kategori :