Melalui lirik lagu Bersuka Ria, Presiden Soekarno mengajak seluruh rakyat Indonesia bersukacita bersama sebagai sebuah bangsa yang satu dan berdaulat.
Segala bentuk narasi dan penggalan karya pembangkit nasionalisme dan patriotisme yang muncul dalam pameran "Mari Ber-lenso!", tiba-tiba memantik ingatan terhadap nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme bangsa yang belakangan juga kian gencar digelorakan Presiden Prabowo Subianto.
BACA JUGA:Menjaga Kelancaran Pendistribusian Demi BBM Satu Harga di Tapal Batas
Nasionalisme era Prabowo
Presiden Prabowo Subianto memang dikenal sebagai tokoh pengagum Soekarno, selain juga mengagumi Bung Hatta dan tokoh-tokoh pendiri bangsa lainnya. Tidak salah jika ia dianggap bak pinang dibelah dua dengan Soekarno, dalam keinginan membangkitkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme bangsa serta enggan menjadi kacung bangsa lain.
Sejak belum menjabat Presiden RI, narasi-narasi nasionalisme dan patriotisme kerap disuarakan Prabowo dalam pidato dan pernyataan-pernyataannya, baik saat ia menjadi pemimpin partai politik maupun saat ia bertugas sebagai Menteri Pertahanan. Darah patriotisme mengalir deras di tubuh putra Soemitro Djojohadikoesoemo, juga lantaran ia memiliki latar belakang hidup sebagai seorang tentara.
Prabowo, tercatat pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus hingga Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
Sebagai seorang prajurit, Prabowo muda terbiasa ditempa dengan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme bangsa.
BACA JUGA:Hidup Bersama Gelap, Sehat Berkat PLN
Dalam momentum dirinya menjabat Presiden Ke-8 RI saat ini, Prabowo memiliki kesempatan besar untuk kian menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme kepada rakyat.
Di tengah berkembangnya arus informasi dan teknologi digital yang demikian pesat, dominasi nilai-nilai dan budaya asing demikian mudah masuk ke tanah air dan menggerus kepribadian bangsa.
Situasi ini mungkin serupa dengan yang dialami bangsa Indonesia pada masa Presiden Soekarno dulu.
Prabowo pun hadir untuk membangkitkan nilai nasionalisme dan patriotisme bangsa di tengah agresi budaya asing saat ini.
Sesaat setelah dilantik sebagai Presiden RI, Prabowo membuat gebrakan dengan menjadikan kendaraan taktis (rantis) Maung buatan PT Pindad sebagai kendaraan dinas resminya selaku Kepala Negara.
Tentu saja mobil itu dimodifikasi sedemikian rupa untuk mengikuti protokol keamanan dan kenyamanan dirinya sebagai Presiden. Kendaraan itu juga diberi kelir putih, sebagai warna favoritnya pada kendaraan.
BACA JUGA:Menakar Potensi dan Konsekuensi Ekonomi dari Keanggotaan RI di BRICS
Sejurus kemudian, Prabowo menyampaikan keinginannya agar mobil serupa digunakan para pembantunya di dalam pemerintahan Kabinet Merah Putih.