TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung mencatat bahwa sanitasi layak di wilayah ini baru mencapai 92,62 persen. Sementara itu, sanitasi aman hanya sebesar 14,29 persen, dengan angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masih berada di angka 2,52 persen.
Sedangkan, 9 desa di Kabupaten Belitung saat ini belum mencapai status Open Defecation Free (ODF) atau bebas dari praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Makanya, Tim Pokja yang dibentuk oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan pendampingan melalui balai prasarana wilayah, serta menggelar empat kali coaching clinic terkait isu-isu sanitasi domestik.
BACA JUGA:Dies Natalis SMAN 1 Membalong Dimeriahkan Festival Musik Pelajar, Berikut Daftar Juaranya
Langkah ini sebagai Pemkab Belitung untuk terus mempercepat implementasi Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) guna mewujudkan sanitasi layak dan aman.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Belitung, Edi Usdianto, mengatakan, pemkab perlu kerja keras dan kolaborasi dengan pihak terkait dalam menangani pengelolaan air limbah domestik dan persampahan.
Sebab, masalah itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat dalam membangun septic tank menjadi salah satu penyebab utama pencemaran.
"Banyak warga yang hanya membangun septic tank dengan beton di sisi kanan dan kiri, namun bagian bawahnya tidak dicor sehingga limbah meresap ke tanah. Nah itu tidak sesuai standara dan spesifikasi teknisnya," kata Edi Usdianto usai rapat coaching clinic ke-4 implementasi strategi sanitasi Pemkab Belitung, Kamis 17 Oktober 2024.
BACA JUGA:Kasus Penganiayaan Berat, Kejari Belitung Banding Putusan Vonis 3 Terdakwa
Menurut Edi, hasil survei Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa dari 10 rumah di perkotaan, 6 di antaranya tercemar bakteri E coli. Sementara di desa, karena kepadatan rumahnya sedikit jarang maka dari 10 rumah, 3 tercemar bakteri itu.
Oleh karena itu, kata Edi, untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) untuk percepatan pembangunan sanitasi air limbah domestik dan persampahan di Kabupaten Belitung.
"Tim Pokja ini sudah melakukan pendampingan melalui balai prasarana wilayah serta menggelar empat kali coaching clinic terkait isu-isu sanitasi domestik," sebut Edu sapaan akrab Edi Usdianto.
Edu menegaskan, Kabupaten Belitung belum 100 persen ODF, yakni tersisa 9 desa yang belum 100 persen ODF.
BACA JUGA:Penyelundupan Timah Ilegal dari Belitung Masih Marak, Polda Babel Amankan 1 Unit Truk
Karenanya, mereka akan melakukan evaluasi berkaitan dengan spesifikasi teknis dari pengelolaan limbah yang mereka lakukan.