Ini merupakan tugas bersama, baik sektor pemerintah, penyuluh gizi dan kesehatan, tenaga pendidikan, sektor swasta, maupun masyarakat sendiri, untuk bekerja keras, memastikan agar program MBG bisa membentuk generasi baru unggul dan cerdas.
Dengan asupan bergizi, kerja keras dari para talenta muda di bidang sains (kedokteran, fisika, kimia), humaniora (sastra, perdamaian), dan ekonomi, rasanya bukan impian berlebihan, saat dekat-dekat tahun emas Indonesia (2045), bahkan mungkin lebih cepat, salah satu dari Generasi Z atau Alpha Indonesia akan terbang ke Stockholm (Swedia), untuk menerima hadiah paling bergengsi di level global.
BACA JUGA:Melewati Ujian Demokrasi
Ada kesan, dan berdasarkan statistik, hadiah Nobel (utamanya bidang sains) lebih sering dimenangkan oleh peneliti atau akademisi yang berasal dari negara maju, seperti AS, negara kawasan Eropa Barat, termasuk Jepang.
Ini saatnya bagi Indonesia untuk mengambil bagian. Mengingat potensi periset muda Indonesia juga semakin terbilang besar, terlebih disertai dukungan program makan bergizi gratis. (ant)
Oleh Dr Taufan Hunneman*)
*)Dosen UCIC, Cirebon.