BELITONGEKSPRES.COM - Baru-baru ini, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan adanya keraguan yang masih dirasakan oleh banyak investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Menteri Rosan menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mungkin menjadi penyebab utama adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang belum sepenuhnya memenuhi standar yang diinginkan oleh para investor.
Menanggapi hal ini, Ahmad Heri Firdaus, Peneliti dari Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengakui bahwa ketidaksesuaian kualitas SDM dengan kebutuhan investor merupakan salah satu kendala utama.
“Investor cenderung mencari tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi, sedangkan ketersediaan SDM di Indonesia lebih banyak di level keterampilan rendah,” jelas Heri dalam pernyataannya pada Kamis, 19 September 2024.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Ungkap 85 Juta Pekerjaan Bisa Hilang pada 2025, Apa Penyebabnya?
BACA JUGA:Banggar DPR RI Sarankan Kenaikan Tarif PPN 12 Persen Dibahas di Pemerintahan Baru
Heri juga menyoroti tingginya nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) di Indonesia sebagai salah satu hambatan yang membuat investasi di Tanah Air kurang efisien.
"ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa dibutuhkan modal besar untuk menghasilkan produk di Indonesia, sehingga investasi menjadi lebih boros dan kurang kompetitif dibanding negara lain," imbuhnya.
Selain itu, situasi ekonomi global yang sedang tidak stabil turut mempengaruhi kepercayaan investor. "Ketidakpastian kondisi global saat ini membuat investor lebih hati-hati dan enggan untuk melakukan ekspansi ke negara lain, termasuk Indonesia," ungkap Heri.
Sebagai langkah antisipasi, Heri merekomendasikan pemerintah untuk lebih proaktif dalam menarik minat investor asing, salah satunya dengan menawarkan insentif atau stimulus yang lebih kompetitif dibanding negara-negara pesaing.
BACA JUGA:Hadapi 1 Juta Percobaan Serangan Siber Per Hari, Bank Mandiri Bentuk 'Satpam Digital'
BACA JUGA:Batasi Ruang Gerak, Aliansi Masyarakat Sipil Minta Kemenkes Hentikan Pembahasan RPMK Produk Tembakau
“Jika insentif atau stimulus yang ditawarkan Indonesia kurang menarik dibandingkan negara lain, maka investor akan memilih negara yang memberikan keuntungan lebih besar,” tutupnya.
Melalui langkah-langkah strategis ini, diharapkan Indonesia bisa lebih kompetitif dalam menarik investasi asing di tengah ketidakpastian global. (dis)