"Bali International Airshow tahun ini menjadi momentum bagi kami untuk memulai komersialisasi Pertamina SAF. Beragamnya sumber bahan baku kami sangat penting dalam memperbesar produksi SAF," tambah Riva.
BACA JUGA:OJK Dorong Kemudahan Pembiayaan UMKM dengan Penerapan Innovative Credit Scoring
BACA JUGA:DPR RI Soroti Dampak Ekonomi dari Aturan Kemasan Polos Rokok
Pertamina memanfaatkan campuran minyak nabati serta minyak goreng bekas (Used Cooking Oil/UCO) sebagai bahan baku untuk mengolah bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, pengembangan strategis kilang biofuel di Cilacap, Jawa Tengah, dan Dumai, Riau, menjadi faktor kunci dalam mencapai skala ekonomis dalam produksi SAF yang lebih besar.
SAF yang disediakan oleh Pertamina Patra Niaga juga telah memenuhi standar internasional, seperti CORSIA yang diatur oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), RefuelEU/Fit55 oleh Uni Eropa, Perdagangan Emisi UE/Inggris, serta insentif pajak IRA di Amerika Serikat.
"Inisiatif SAF kami tidak hanya merupakan pencapaian, tetapi juga bentuk komitmen Pertamina dalam menyediakan solusi energi yang lebih ramah lingkungan. Pertamina siap menjadi mitra strategis dalam upaya dekarbonisasi di industri penerbangan, sekaligus mendorong penerbangan yang lebih efisien dan bertanggung jawab terhadap lingkungan," tutup Riva. (ant)