Israel juga mempercepat pembangunan permukiman baru di Yerusalem Timur yang diduduki, sekaligus berupaya menguasai wilayah lebih luas di Yerusalem dan Lembah Yordan, kata Risheq. Upaya ini menciptakan "realitas baru" di lapangan, memperkuat kontrol Israel dan semakin menyingkirkan warga Palestina.
Realitas ini menunjukkan bahwa Nakba bukan sekadar peristiwa sejarah tahun 1948, melainkan kenyataan sehari-hari yang masih dirasakan oleh warga Palestina. Di tengah pendudukan, pengusiran, dan perampasan tanah, mereka terus berjuang untuk mempertahankan eksistensinya. Sementara dunia terfokus pada krisis di Gaza, perubahan demografi yang terjadi di Yerusalem Timur dan Tepi Barat tetap menjadi salah satu masalah inti dalam konflik ini.
Pengusiran diam-diam dan kolonisasi menjadi alat strategis Israel untuk mengubah kondisi politik dan sosial di wilayah pendudukan. Tekanan internasional dan peran komunitas global dalam mendorong solusi yang adil semakin penting, terutama dalam upaya mencapai gencatan senjata dan solusi dua negara yang nyata.
Nakba bukan hanya kenangan masa lalu, melainkan krisis yang terus berlangsung, membentuk kehidupan warga Palestina hingga kini. (ant)