IKN, Tantangan dan Peluang Pusat Pemerintahan Masa Depan Indonesia

Minggu 25 Aug 2024 - 20:53 WIB
Oleh: Primayanti

BACA JUGA:Nusantara Baru, Mencari Jalan Menuju Indonesia Maju

Ia juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara pembangunan fisik dan pelestarian budaya, serta perlunya perencanaan untuk menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan urbanisasi cepat.

Tantangannya adalah, seberapa bergeser tujuan untuk memiliki ibu kota baru. Memindahkan dan membangun ibu kota itu untuk ibu kota yang single function atau membangun kota baru yang multifungsi? Kota baru yang multifungsi itu cenderung mendorong terciptanya kota metropolitan seperti Jakarta, tentu dengan skala dan intensitas yang lebih kecil. Selain itu, bagaimana dengan pengembangan wilayah regional di sekitar IKN dan apa yang akan dilakukan dengan Jakarta setelah tidak lagi menjadi ibukota? kata Tommy dalam pembahasan buku IKN setebal 257 halaman itu.

Sedangkan Wali Kota Bogor (2014-2024) Bima Arya Sugiarto mengemukakan bahwa pemindahan ibu kota akan mengubah struktur sosial di Kalimantan Timur dan Jakarta. Oleh karena itu,  rekayasa sosial sebagai komponen kunci dalam proyek ini.

Keberhasilan IKN bergantung pada kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan. IKN diharapkan menjadi simbol kota modern yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan inklusif, serta memberikan dampak positif pada pergerakan kota-kota menuju kota yang lebih manusiawi dan membangun peradaban.

BACA JUGA:Putusan MK Cegah Aksi Borong Dukungan Terhadap Paslon pada Pilkada

“IKN adalah simbol kota modern yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan inklusif. Pembangunan akan memberikan dampak bagi pergerakan kota-kota menuju kota untuk semua, memanusiakan manusia, membangun peradaban. Tidak saja membangun infrastruktur, tapi juga kultur, tidak hanya pada aspek politiknya ," tandasnya

Sementara itu, panelis Edriana Noerdin menyoroti dampak pembangunan IKN terhadap lingkungan, terutama di kawasan yang dianggap sebagai paru-paru dunia.

Pentingnya kajian komparatif, pelibatan masyarakat adat, dan penyelesaian masalah tanah adat sangat penting. Dia juga menekankan mobilisasi manusia ke IKN dan dampak jejak karbonnya.

"Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan dan melibatkan masyarakat asli seperti Dayak dalam setiap tahapan pembangunan IKN sangat penting untuk melindungi hak dan kesejahteraan mereka," kata Edriana.

"Menghilangkan tanah mereka, sama saja mencerabut mereka dari akar mereka. Jejak mereka akan hilang, bersamaan dengan pengalihan fungsi kegiatan di tanah adat mereka. Ini yang harus dipikirkan juga karena proses penyelesaian masalah agraria tidak semudah seperti yang ada di televisi," kata Edriana menambahkan.

Kendala dan solusi

BACA JUGA:Relawan Bakti BUMN Bangkitkan Pesona Likupang

Proyek IKN menghadapi berbagai kendala, baik ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

Solusi inovatif dan kolaboratif diperlukan dari pemerintah pusat, daerah, sektor swasta, dan masyarakat lokal. Dengan pendekatan ilmiah dan komitmen untuk keberlanjutan, IKN diharapkan menjadi contoh sukses pembangunan berkelanjutan dan inklusif di tingkat global.

Penerapan konsep kota terkini seperti smart city dan green city harus diimbangi dengan tujuan yang lebih besar, yaitu membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kategori :