JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM - Rupiah diperkirakan kembali menunjukkan kekuatannya terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa 20 Agustus 2024.
Tren nilai tukar rupiah menguat didorong oleh data aktivitas ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lemah, sehingga memicu pelemahan dolar lebih lanjut.
Pada Selasa rupiah menguat 56 poin atau sekitar 0,36 persen, bergerak dari Rp15.550 ke Rp15.494 per dolar AS.
Menurut Lukman Leong, seorang analis mata uang, rupiah kemungkinan akan terus menguat karena data terbaru dari AS menunjukkan penurunan aktivitas ekonomi yang lebih buruk dari perkiraan.
BACA JUGA:OJK Blokir 6.400 Rekening dan Selidiki Aliran Dana Terkait Judi Online
BACA JUGA:Harga MINYAKITA Naik jadi Rp15.700 Per Liter, Mendag Zulhas Ungkap Alasannya
"Data leading index ekonomi AS menunjukkan pelemahan yang signifikan," ujar Lukman Leong dikutip dari Antara.
Dalam laporan terbaru, CB Leading Index AS pada Juli 2024 turun sebesar -0,6 persen month on month (mom), lebih rendah dari prediksi -0,3 persen, dan juga lebih lemah dibandingkan dengan Juni 2024 yang hanya -0,2 persen.
Tekanan pada dolar AS juga semakin kuat karena para investor menantikan pidato Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell, minggu ini.
Diperkirakan Powell akan memberikan sinyal dovish, yang berarti ia mungkin cenderung mengindikasikan penurunan suku bunga acuan.
BACA JUGA:Tarif Cukai Naik: Peredaran Rokok Ilegal Jadi Tantangan, Pemerintah Diminta Rumuskan CHT 2025
Saat ini, pasar memperkirakan ada kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2024, tetapi ekspektasi ini mungkin akan berubah setelah pidato Powell.
Lukman Leong memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.500 hingga Rp15.600 per dolar AS selama beberapa waktu ke depan.
Dengan data ekonomi AS yang terus menunjukkan pelemahan, rupiah memiliki peluang untuk terus menguat dalam beberapa waktu ke depan.