Rupiah Menguat 30 Point Sentuh Rp 16.375 per Dolar AS
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/6/2024). (MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS)--
BELITNGEKSPRES.COM - Mata uang rupiah menutup perdagangan akhir pekan ini dengan menguat 30 poin atau 0,19 persen, mencapai Rp 16.375 per dolar AS pada Jumat, 28 Juni. Ini menunjukkan peningkatan dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.405 per dolar AS.
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, mengamati bahwa pelemahan dolar AS terjadi karena banyak pedagang tetap memilih greenback menjelang rilis data indeks harga PCE, yang menjadi tolok ukur inflasi pilihan The Fed.
Data yang diantisipasi akan dirilis pada hari yang sama menunjukkan inflasi yang sedikit menurun di bulan Mei, tetapi masih di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.
"Dolar sedikit terpengaruh oleh data terbaru yang menunjukkan penurunan dalam perekonomian AS, terutama di pasar tenaga kerja. Ketidakpastian seputar kebijakan suku bunga The Fed membuat aliran dana tetap menguat ke dolar," papar Ibrahim dalam risetnya.
BACA JUGA:Dukung Pemberantasan Perjudian: BRI Blokir Rekening yang Terlibat dalam Aktifitas Judi Online
Di sisi domestik, penguatan rupiah juga didorong oleh sentimen positif terhadap realisasi belanja bantuan sosial (bansos) Kementerian Keuangan hingga Mei 2024, mencapai Rp 70,5 triliun, naik 12,7 persen secara tahunan.
Peningkatan ini terutama dipicu oleh penyaluran bansos Kartu Sembako untuk dua bulan sekaligus, dengan Kementerian Sosial menyalurkan sebesar Rp 37,4 triliun untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako.
Sementara itu, belanja signifikan juga tercatat di Kementerian Kesehatan (Rp 19,3 triliun), yang membantu 96,8 juta peserta BPJS Kesehatan, dan di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Rp 11,9 triliun), termasuk bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dan KIP Kuliah.
Dukungan dari belanja sektor publik ini memberikan dorongan positif bagi rupiah, menunjukkan potensi stabilnya mata uang dalam menghadapi dinamika eksternal dan domestik. (jpc)