Misalnya, Pemerintah Fiji mengaku bahwa negaranya belum dapat melakukan water development secara mandiri karena keterbatasan dari negara kepulauan Pasifik ini, terutama dari segi pembiayaan.
BACA JUGA:Perempuan Penjaga Harmonisasi Alam dari Dayak Iban
BACA JUGA:Pesantren di Tengah 'Perang Narasi' Era Digital
"Kami tidak bisa mengembangkannya karena kemampuan kami terbatas, tetapi dengan adanya suatu dana (air) global dan kami punya keahliannya, kami punya orang-orang yang berpengalaman di bidang itu, kami bisa mengatasi masalah air. Tidak hanya di Fiji, tetapi untuk negara pulau-pulau Pasifik lainnya," kata Presiden Fiji Wiliame Katonivere kepada ANTARA.
Perlunya investasi dalam jumlah besar memang menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pengembangan sistem air, khususnya untuk meningkatkan infrastruktur air dan sanitasi yang memadai.
Karena pendanaan di sektor air membutuhkan investasi yang sangat besar, dana yang berasal dari pemerintah suatu negara saja tidak akan memadai untuk mengatasi masalah air di negara itu.
Oleh karenanya, World Water Forum ke-10 tahun ini dapat menjadi momentum untuk merancang mekanisme pendanaan bersama atau blended finance guna pembangunan infrastruktur air dan sanitasi.
Selain itu, menurut PBB, kebutuhan investasi dan pembiayaan di sektor air sangat besar, misalnya infrastruktur air saja diperkirakan membutuhkan pendanaan sebesar 6,7 triliun dolar AS hingga 2030.
Melihat keperluan itu, Indonesia memprakarsai pembentukan suatu dana air global (Global Water Fund) sebagai mekanisme bersama penanganan berbagai masalah air di semua negara di dunia.
"Global Water Fund itu pada prinsipnya platform global untuk dapat memobilisasi pembiayaan yang nanti bisa membantu pembiayaan sektor air maupun sumber daya air di suatu negara," kata Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna.
Pembentukan dana air global itu diharapkan dapat menjembatani kesenjangan kebutuhan pembiayaan yang besar untuk water development.
Global Water Fund itu, bila terbentuk, nantinya mempunyai cakupan di seluruh negara. Dana para donatur akan dimobilisasi guna pembiayaan infrastruktur di sektor sumber daya air dan sanitasi.
BACA JUGA:Prahara Tambang di Belitung Timur: Harapan dan Tantangan di Tengah Krisis Lingkungan
BACA JUGA:Merangkai Sistem Pendukung Pariwisata di Sekitar IKN
Namun, kemauan politik negara-negara dan komitmen bersama para pemangku kepentingan terkait menjadi tantangan utama bagi pembentukan mekanisme dana air global ini.
"Memang umumnya untuk membangun komitmen yang tentu menjadi tantangan utama, tetapi kalau dari sisi kebersamaan, semua negara mempunyai problem yang sama untuk air ini, kebutuhan besar, sumber terbatas," kata Herry.