BELITONGEKSPRES.COM, Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menawarkan program bantuan sosial (bansos) plus. Padahal, sebelumnya pasangan AMIN itu mengkritisi bansos yang tak efektif untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menawarkan program bantuan sosial (bansos) plus. Ini menarik karena sebelumnya, pasangan AMIN telah mengkritisi ketidak efektifan bansos dalam menekan angka kemiskinan di Indonesia.
Juru Bicara Tim Nasional pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN) Surya Tjandra menerangkan, bansos plus akan menambah manfaat, memperbaiki data penerima, dan memberi pelayanan terbaik kepada penerimanya.
Ia mencontohkan bansos berupa BLT untuk lansia dari yang asalnya Rp 200 ribu per bulan, pasangan AMIN menawarkan untuk menambahnya menjadi Rp 300 ribu per bulan. Hal sama berlaku untuk BLT disabilitas.
BACA JUGA:Jelang Debat Cawapres, Mahfud MD: Tak Ada Persiapan Khusus
BACA JUGA:Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional, Ganjar Komitmen Libatkan Periset IPB
"Data pendukung: dari 20,26 juta penyandang disabilitas yang tidak memiliki pekerjaan, hanya 134 ribu jiwa yang mendapatkan bantuan sosial," ujarnya kepada wartawan, Selasa 19 Desember.
Selain itu, Surya mengatakan bahwa KIP Kuliah juga akan ditingkatkan dari yang asalnya hanya untuk 900 ribu orang menjadi 1,9 juta orang
"Data pendukung: Hanya 6 dari 100 anak dari keluarga miskin yang mampu mengakses pendidikan sampai perguruan tinggi (Statistik Pemuda Indonesia, 2022)," ucapnya.
Sementara itu, di sisi KIP, ia mengatakan bahwa pasangan AMIN menawarkan siswa di akhir jenjang (6 SD, 3 SMP, 3 SMA) dapat tambahan bantuan Rp 500 ribu untuk menutup kebutuhan biaya tambahan ketika naik jenjang sekolah.
"Data pendukung: Rata-rata lama sekolah anak pada kelompok ekonomi rendah 7 tahun, sedangkan ekonomi tinggi 11 tahun (BPS, 2022)," jelasnya.
Sebelumnya, Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyebut bahwa bantuan sosial bukan merupakan solusi untuk pengentasan kemiskinan di Indonesia. Selama ini, ia memandang bahwa isu kemiskinan selalu dipandang sebagai masalah sosial yang penyelesaian akhirnya jadi tidak pada pokoknya.
Hal itu ia sampaikan saat mengisi agenda "Dialog Pengusaha dengan Calon Presiden" yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin 11 Desember.
Mulanya, Anies menyampaikan bahwa seharusnya masalah kemiskinan diselesaikan dengan sudut pandang ekonomi. Ia menyebutnya market mechanism.
"Bapak-bapak, ibu-ibu datang ke pedesaan, yang miskin itu bukan jobless, yang miskin itu punya job, jobnya apa? Petani, jobnya buruh tani, tapi revenuenya nggak cukup, tata niaganya tidak sehat," tuturnya.