BELITONGEKSPRES.COM, JAKARTA - Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI Mohamad Hasan, mengungkapkan urutan kejadian meledaknya Gudang Munisi/Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya TNI AD di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada petang Sabtu, yang menyebabkan terjadinya kebakaran di gudang tersebut.
"Jadi, pada pukul 18.05 WIB, ditemukan indikasi adanya asap di gudang nomor 6 Gudmurah Kodam Jaya dan diindikasikan akan terjadi ledakan," ujar Pangdam Jaya yang meninjau ke lokasi kejadian, Sabtu malam.
Dia menjelaskan bahwa sebagai hasilnya, anggota segera menginformasikan piket untuk menyampaikan kepada masyarakat sekitar tentang kemungkinan adanya ledakan.
"Dan memang akhirnya terjadi ledakan di gudang nomor 6," ungkapnya.
Gudang munisi nomor 6 tersebut memuat berbagai jenis amunisi yang telah melewati batas masa pakai dan juga barang-barang yang dikembalikan dari berbagai satuan yang dilayani oleh Kodam Jaya di seluruh wilayah Jakarta.
BACA JUGA:Harvey Moeis Tersangka Korupsi Timah, Akankah Sandra Dewi Menyusul Sang Suami
BACA JUGA:Resmi, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Daerah Khusus Ibukota, DPR RI Setujui RUU DKJ Jadi Undang-undang
"Ini berkisar ada 160 ribu jenis munisi maupun bahan peledak yang ada di gudang itu," beber Hasan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Kristomei Sianturi, ketika dihubungi di Jakarta pada hari Sabtu, menyatakan bahwa hingga saat ini, aparat masih menghadapi kesulitan dalam mendekati lokasi kebakaran. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, prioritasnya adalah evakuasi warga di sekitar gudang munisi.
"Warga sudah kami evakuasi ke tempat yang lebih aman, dan babinsa (bintara pembina desa, red.) terus berkoordinasi dengan instansi lainnya untuk mengamankan masyarakat yang ada di sana," ungkap Brigjen TNI Kristomei.
Kadispenad menyatakan bahwa pada pukul 20.23 WIB, api masih aktif membakar kompleks gudang munisi tersebut. Gudang Munisi Daerah Kodam Jaya di Ciangsana menyimpan berbagai jenis munisi TNI AD, termasuk peluru kaliber besar, munisi untuk artileri medan, dan juga munisi untuk artileri pertahanan udara (arhanud).
"Informasi terakhir dari yang di lapangan (ledakan, red.) masih terjadi, dan kami sukar mendekat karena gudang munisi ini juga memuat berbagai macam jenis peluru, termasuk yang kaliber besar ada di sana sehingga dikhawatirkan terjadi ledakan-ledakan yang justru dapat membahayakan. Jadi, kita tunggu dahulu semuanya," tutup Kadispenad.