BELITONGEKSPRES.COM, JAKARTA - Menurut National Library of Medicine, tingginya tingkat kolesterol seringkali dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.
Menurut laporan yang diterbitkan di laman Well and Good pada Jumat, 22 Maret, para ahli menyatakan bahwa kolesterol tinggi tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas. Salah satu alasan mengapa seseorang bisa merasa lelah meskipun memiliki kolesterol tinggi adalah karena kurangnya gaya hidup sehat.
"Saat Anda mengalami kolesterol tinggi, biasanya Anda tidak mengonsumsi makanan seimbang, tidak berolahraga, dan secara tidak sengaja menambah berat badan, Jadi gaya hidup yang sering dibarengi dengan kolesterol tinggi pasti bisa menyebabkan kelelahan", ungkap Mellisa Tracy, ahli jantung di Rush University System for Health di Chicago, Illinois.
Jika tidak ditangani, kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, suatu kondisi yang juga dapat menyebabkan kelelahan, ujarnya.
BACA JUGA:Terbukti Ampuh Turunkan Tekanan Darah, 10 Makanan Ini Baik Untuk Penderita Hipertensi
BACA JUGA:Ini Dampak Negatif Kebiasaan Tidur Setelah Sahur, Salah Satunya Membuat Asam Lambung Naik
Tracy menambahkan kolesterol dapat mengembangkan plak di arteri, dan jantung akan mulai memberi tanda-tanda bahwa ia sedang kesulitan. Dan salah satu tandanya adalah kelelahan, serta penurunan toleransi olahraga.
Pada akhirnya, bukan kolesterol tinggi itu sendiri yang menyebabkan kelelahan, namun faktor gaya hidup yang menyebabkan kolesterol tinggi, dan penyakit yang diakibatkannya, yang dapat membuat seseorang merasa lesu dan lesu.
Selain kelelahan, gejala kolesterol tinggi yang telah berkembang menjadi penyakit jantung menurut Mayo Clinic antara lain nyeri dada, tekanan, atau sesak, pusing atau sakit kepala ringan, palpitasi jantung, sesak napas, nyeri di leher atau rahang, dan mati rasa atau kelemahan pada lengan dan kaki.
Langkah awal untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup. Menurut Dr. Brett Victor, Direktur Medis di Cardiology Consultants of Philadelphia di Pennsylvania, disarankan untuk mengatur pola makan dengan memasukkan biji-bijian, buah-buahan, sayuran, lemak sehat, dan protein tanpa lemak seperti ikan ke dalam piring Anda.
Menambahkan serat larut dan asam lemak omega-3 dalam diet juga dapat memberikan manfaat. Anda dapat melakukannya dengan menyertakan makanan seperti alpukat, dedak gandum, salmon, sereal yang diperkaya, dan biji rami ke dalam menu makanan sehari-hari Anda.
BACA JUGA:Cara Redakan Batuk dengan Bahan Alami, Terbukti Ampuh dan Tidak Ketergantungan
BACA JUGA:Mengalami Sakit Gigi Saat Sedang Berpuasa? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Selain itu, penting untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti daging merah, produk susu berlemak penuh, serta minyak tropis seperti kelapa dan minyak sawit. Minyak sawit adalah satu-satunya minyak nabati yang mengandung lemak jenuh, sehingga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas.
Membatasi konsumsi makanan ultra-olahan, gorengan, dan makanan panggang juga merupakan langkah yang membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.