BELITONGEKSPRES.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, mempertanyakan peningkatan suara Partai Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melonjak secara drastis. Menurutnya, fenomena ini terasa aneh karena tidak sejalan dengan hasil hitungan cepat atau quick count.
“Nah sekarang ini berbeda, kenapa tiba-tiba naik? Nah itu yang menjadi pertanyaan, lembaga survei yang punya kapabilitas kuat tiba-tiba berubah kan tiba-tiba publik akan bertanya. Ini quick count sebenarnya salah itungan ilmiahnya atau memang salah input? Itu yang gua pertanyain kemarin," ujar Sahroni.
Sebagai Bendahara Umum Partai Nasdem, Sahroni menyatakan bahwa naik atau turunnya perolehan suara partai merupakan hal yang biasa dalam dinamika politik. Namun, menurutnya, lonjakan suara PSI patut dipertanyakan karena berbeda dengan hasil riset dari para lembaga survei dalam penghitungan cepat. Terlebih lagi, perbedaannya hanya pada satu partai.
"Kalaupun mau naik, kenapa hanya salah satu partai? Nah dinamika politik per lima tahun itu di level lapangan ada tuh naik turun salah input angka, itu normal," jelasnya.
BACA JUGA:Soal Modus Lonjakan Suara PSI, Begini Tanggapan Presiden Jokowi
BACA JUGA:Sidang Paripurna ke-9 DPD RI Sepakati Pembentukan Pansus Pemilu
"Kalau naiknya signifikan itu jadi pertanyaan. Ada apakah gerangan?" sambungnya.
Sahroni juga menyentil KPU dan Bawaslu yang tidak merespons lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU.
"KPU juga jangan akhirnya cuma diam Bawaslu juga diam, ngapain? Sayang kalau mereka cuma diam saja," kata Sahroni.
Menurut Sahroni, lembaga pelaksana dan pengawas Pemilu seharusnya mengambil sikap. Hal ini tidak hanya berlaku pada suara PSI saja tetapi juga pada partai lain.
"Kalau ada kenaikan signifikan mesti diklarifikasi sesegera mungkin," pungkasnya.