Kasus Pencurian Motor, Kisah Andreas Marboen dan Keadilan Restoratif

Sabtu 01 Mar 2025 - 20:58 WIB
Reporter : Yudiansyah
Editor : Yudiansyah

BATAM, BELITONGEKSPRES.COM - Andreas Marboen, pemuda 23 tahun asal Sumatera Utara, akhirnya bisa bernapas lega setelah terbebas dari ancaman pidana penjara.

Meski begitu, rasa penyesalan masih membayangi langkahnya. Keputusan nekat yang diambilnya akibat tekanan ekonomi justru membawanya ke dalam pusaran hukum.

Perjalanan merantau selama 1,5 tahun di Batam dengan harapan masa depan cerah berubah drastis setelah ia ditetapkan sebagai tersangka kasus pencurian sepeda motor. 

Selama satu bulan, Andreas harus merasakan dinginnya sel tahanan sebelum akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menjalani keadilan restoratif.

Kisah ini bermula pada Agustus 2024, saat Andreas menemukan sebuah kunci motor jatuh di jalan dekat pabrik tempatnya bekerja di kawasan Kabil, Kota Batam, Kepulauan Riau. 

BACA JUGA:Ahok Siap Bantu Kejagung Bongkar Korupsi Pertamina, Ancam Putar Rekaman Rapat

Rasa penasaran mendorongnya untuk mencoba kunci tersebut pada sepeda motor Yamaha Vixion biru yang terparkir di lokasi yang sama. Tanpa disangka, kunci itu cocok.

Awalnya, Andreas tidak langsung membawa kabur motor tersebut. Namun, tiga bulan kemudian, tepatnya pada November 2024, ia kembali melihat kendaraan itu terparkir di tempat yang sama. 

Dorongan sesaat membuatnya nekat membawa motor tersebut pergi. Pemilik motor yang menyadari kehilangan kendaraannya segera melaporkan kasus ini ke polisi, dengan nilai kerugian yang diperkirakan mencapai Rp13 juta.

Sebelum sempat menjual motor curian, Andreas keburu ditangkap polisi. Aksinya terekam jelas oleh kamera pengawas di parkiran, sehingga keberadaannya mudah dilacak.

Selama proses penyidikan, Andreas harus mendekam di rumah tahanan. Akibat kasus ini, pekerjaannya di sebuah pabrik di Batam pun terpaksa hilang.

BACA JUGA:ANJ Raih PROPER Emas, Bukti Komitmen pada Keberlanjutan

Beruntung, perkara ini berakhir damai. Pemilik motor, Michael Siboro, memilih menempuh jalur keadilan restoratif dan bersedia berdamai.

Alasannya? Setelah ditelusuri, ternyata Andreas dan Michael masih memiliki hubungan keluarga meski jauh. Rasa kekeluargaan inilah yang membuat Michael berbesar hati untuk memaafkan.

Penyesalan pun datang terlambat. Andreas terdesak masalah keuangan setelah uang Rp3 juta yang ia pinjamkan kepada teman tak kunjung dikembalikan.

Kategori :