Ikhtiar TNI mencerdaskan anak-anak di Kota Seribu Papan

Rabu 14 Feb 2024 - 21:33 WIB
Oleh: Muhammad Zulfikar

BACA JUGA:Tantangan Pengiriman Logistik Pemilu jadi Penyemangat KPU Papua

BACA JUGA:Mewujudkan Penyandang Disabilitas Berdaya Saing Melalui Cafebilitas

Pelajaran pagi itu dimulai dengan pengenalan lima butir Pancasila. Kelima dasar negara yang ditulis Pratu Benny, prajurit asal Sarolangun, Jambi, tersebut disimak dengan baik oleh setiap anak.

Beberapa anak, bahkan telah hafal kelima butir Pancasila. Satu di antaranya ialah Minggus, anak Papua asli. Ia dengan lantang melafalkan satu per satu butir Pancasila.

Kemahiran Minggus mengucap Pancasila mendapatkan pujian dari guru dan teman-teman sebayanya. Tak hanya Minggus, anak-anak lainnya juga begitu antusias menunggu giliran melafalkan Pancasila.

Meski berusia dini, anak-anak tersebut telah memahami banyak materi pelajaran, seperti tanda baca koma, titik, tanda tanya, tanda seru, dan beberapa materi lainnya.

Menariknya, mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik ketika mendapatkan pertanyaan dari guru.

Kegiatan di Paud dan Taman Baca Si'mbisa telah dimulai sejak Oktober 2023. Selain mengenalkan lagu-lagu nasional, Benny bersama rekannya juga mengajarkan tulis baca dan cara berhitung kepada anak-anak.

BACA JUGA:Langkah hijau SMI pacu pemanfaatan energi Matahari

BACA JUGA:Mengintip Peradaban Buddha Abad ke-7 dari KCBN Muaro Jambi

Proses belajar mengajar dilakukan setiap hari, kecuali hari libur, yang dimulai pukul 07.00 hingga selesai pukul 10.00 WIT. Kendati berlatar belakang TNI, Pratu Benny bersama Praka Aldi terlihat cukup mahir mengajari anak-anak Papua.

Sebab, sebelum Paud Si'mbisa dibuka, ia bersama rekannya telah mendapatkan pelatihan dari United Nations Children's Fund (Unicef). Pelatihan dari organisasi  dana untuk anak-anak di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut sangat membantunya dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan.

Prajurit TNI itu dilatih tentang pedagogi, khususnya dalam mendidik anak-anak usia dini, misalnya materi pengenalan dan bunyi-bunyi huruf. Berbekal pelatihan tersebut, Pratu Benny dan Praka Aldi kini berhasil membentuk karakter anak-anak Papua yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal tulis baca.

Menurutnya, mendidik anak-anak pada usia tiga hingga enam tahun bahkan tujuh tahun bukan perkara yang mudah. Dibutuhkan kesabaran yang tinggi.

"Namanya anak-anak, kita harus ekstra sabar dalam mengajarinya. Minimal kita harus ikuti dulu kemauan mereka," kata dia, dalam perbincangan dengan ANTARA.

Selama bertugas di Tanah Papua, khususnya menjadi guru Paud, Benny mengaku terharu dengan semangat belajar yang ditunjukkan anak-anak tersebut.

Kategori :