Melihat adanya peluang yang diberikan energi panas Matahari, perusahaan pelat merah ini turut berfokus dalam pembiayaan PLTS sebagai masa depan sumber energi di Indonesia. Edwin menilai PLTS di Indonesia memiliki potensi untuk menyerap sumber energi Matahari hingga 10 kali lipat dari panas Bumi, yaitu mampu mencapai 207,8 giga watt (GW).
“Sebagai negara tropis yang disinari Matahari sepanjang tahun, potensi tenaga surya di Indonesia bisa menghasilkan sekitar 640.00 terawatt hour (TWh) per tahun,” kata Edwin saat dihubungi ANTARA.
Oleh karena itu, realisasi pembiayaan spesifik SMI untuk PLTS hingga akhir 2023 tercatat sebesar Rp859,64 miliar.
Lebih jauh, komitmen ini sejalan dengan apa yang diharapkan Pemerintah melalui Rencana Strategis Energi Nasional, bahwa PLTS memang menjadi program prioritas Kementerian ESDM untuk menggenjot bauran energi baru dan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.
BACA JUGA:Menguatkan Nasionalisme di Kalangan kader Ulama
BACA JUGA:Mengoptimalkan Penemuan Sumber Gas Besar
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menyampaikan, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 saat ini, semua danau, waduk, dan bendungan yang ada di Pulau Jawa akan masuk dalam rencana penyediaan listrik melalui PLTS Terapung. Perhitungan potensinya sebesar 1.900 mega watt (MW).
"Contoh proyek yang saat ini sedang berjalan adalah PLTS Terapung Cirata, untuk harga sudah masuk di bawah biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan Jawa. Nah, akan lebih baik lagi ke depan, dikombinasikan di situ ada PLTA dan kita bangun PLTS t1erapung jadi bisa saling mengisi," jelasnya.
Dadan mengamini bahwa pendekatan paling cepat untuk mengejar target energi bersih Indonesia yakni melalui program pemanfaatan energi surya. Sebab, sebagai negara dengan iklim tropis, matahari bersinar cukup sering dan terik sehingga tidak terlalu sulit untuk melakukan studi kelayakan dalam membangun PLTS.
Pemerataan PLTS
BACA JUGA:Membangun Komunitas Senasib Sepenanggungan Tujuan Diplomasi China
BACA JUGA:NU bersama Muhammadiyah memenangkan Indonesia
Dalam pembiayaan infrastruktur berkelanjutan, SMI menerapkan platform SDG Indonesia One di mana perseroan menggabungkan pendanaan dari publik dan privat (blended finance) untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia. SMI diberikan mandat untuk terlibat dalam pencapaian SDGs sebanyak 16 dari total 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs).
Terakhir, perusahaan telah menggelontorkan dana sebesar Rp41 miliar untuk ATW Alam Hijau (Alam Energy) yang digunakan untuk pembangunan serta pengoperasian instalasi PLTS bagi para pelanggan industri di Indonesia. Pembiayaan SMI terhadap Alam Energy sudah dalam status efektif sekaligus menjadi wujud kepedulian perusahaan BUMN ini terhadap pembangunan hijau.
Perusahaan tersebut juga mendukung percepatan transisi energi di Indonesia, salah satunya dengan berperan dalam mendorong pembangunan pembangkit listrik energi hijau, termasuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Secara keseluruhan, perusahaan itu telah menetapkan komitmen untuk menggali potensi pembiayaan infrastruktur panel surya di seluruh wilayah Indonesia. Hingga saat ini, ada tiga proyek PLTS berjalan yang dibiayai oleh SMI.